Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup anjlok dengan tiga indeks utama Amerika Serikat (AS) yang terbebani oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menghilangkan harapan penurunan suku bunga segera pada bulan Maret 2024 mendatang.
Rabu (31/1), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,82% ke 38.150,30, indeks S&P 500 turun 1,61% ke 4.845,65 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 2,23% ke 15.164,01.
Seluruh sektoral pada indeks S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor layanan komunikasi dan saham teknologi menderita persentase koreksi terbesar.
Pada sesi kali ini, saham-saham teknologi dan saham-saham megacap yang berdekatan dengan sektor teknologi sehari menjadi pemberat setelah rilis kinerja Alphabet yang mengecewakan.
Baca Juga: Wall Street Tertekan Menjelang Pengumuman Keputusan The Fed
Ketiga indeks utama tersebut memperpanjang kerugian setelah pengumuman The Fed dan konferensi pers berikutnya dari Ketua THe Fed Jerome Powell. Alhasil, indeks S&P 500 ditutup dengan penurunan harian paling tajam sejak 21 September 2023.
Walau mencetak penurunan, tiga indeks utama tersebut masih mencatatkan kenaikan secara bulanan di Januari 2o24.
Seperti yang diharapkan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya tidak berubah pada 5,25%-5,50% dengan latar belakang menurunnya inflasi secara bertahap dan perekonomian yang tangguh.
Dalam pernyataannya, FOMC mengatakan pihaknya “tidak memperkirakan akan tepat untuk mengurangi kisaran target sampai mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%,”.
Hal itu mengecewakan para investor yang berharap The Fed melakukan perubahan dovish dengan cepat.
“Tidak ada kejutan dalam pernyataan The Fed,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York.
“Tampaknya kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi, dan hal ini merupakan hal yang positif, namun investor harus terus memperkirakan kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama karena kita masih jauh dari data ekonomi yang akan mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga. ."
Pergerakan indeks berkisar setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, FOMC yakin akan tepat untuk menurunkan suku bunga setelah ada konfirmasi bahwa inflasi telah terkendali, namun secara efektif mengesampingkan penurunan suku bunga pada bulan Maret.
“Kabar baiknya adalah kita bisa melupakan pengetatan lagi,” kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth di New York.
"Kabar buruknya adalah 'kapan', bukan 'jika', mereka akan menurunkan suku bunga, dan 'kapan' telah didorong ke luar batas konsensus," lanjut dia.
Sementara itu, dari rilis kinerja laba kuartal IV-2024 telah berubah menjadi overdrive, dengan hampir satu dari lima perusahaan di S&P 500 dijadwalkan untuk melaporkan kinerjanya pada minggu ini.
Baca Juga: Berlaku Hari Ini, Catat Daftar Saham LQ45 Periode Februari-Juli 2024
Sejauh ini, 176 perusahaan telah merilis laporan kinerja. Dari jumlah tersebut, 80% telah melampaui ekspektasi, menurut LSEG.
Analis sekarang melihat pertumbuhan pendapatan S&P 500 kuartal IV-2023 secara agregat sebesar 6,1% tahun-ke-tahun, lebih baik dari perkiraan 4,7% pada akhir kuartal, menurut LSEG.
Pada sesi kali ini, saham Alphabet Inc turun 7,5%, sehari setelah induk Google tersebut melaporkan penjualan iklan yang mengecewakan dan memproyeksikan peningkatan belanja modal untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan buatannya.
Sedangkan, Microsoft Corp juga memperkirakan kenaikan biaya untuk mengembangkan fitur AI, namun kinerja kuartalal IV-2023 perusahaan itu mengalahkan ekspektasi analis. Tapi saham Microsoft masih turun 2,7% di perdagangan kali ini.
Saham New York Community Bancorp anjlok 37,7%, menyentuh level terendah dalam lebih dari dua dekade setelah membukukan kerugian mengejutkan dan memangkas dividennya. Indeks Bank Daerah KBW turun 6,0%.
Serangkaian indikator ekonomi yang dirilis pada hari Rabu, termasuk biaya tenaga kerja kuartal keempat dan indeks ketenagakerjaan ADP, menunjukkan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja, yang dipandang oleh The Fed sebagai prasyarat yang diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target tahunan 2%.