Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Donald Trump menerapkan kebijakan baru yang mempersulit warga negara asing bepergian ke Negeri Paman Sam untuk melahirkan anak di Amerika Serikat (AS).
Banyak warga asing datang ke AS untuk melahirkan di negara tersebut agar anak-anak mereka menjadi warga negara Amerika, sebuah praktik yang dikenal dengan bird tourism atau wisata kelahiran.
Nah, aturan baru tersebut mulai berlaku 24 Januari 2020, demikian salinan surat Departemen Luar Negeri AS yang diperoleh CNN, yang dikirim ke kedutaan besar AS di seluruh dunia.
Baca Juga: Joe Biden akan menjadi penantang Trump? Ini hasil jajak pendapat terbaru
Kamis (23/1), Gedung Putih mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS tidak akan lagi mengeluarkan visa kunjungan sementara (B-1/B-2) kepada warga asing yang ingin memasuki AS untuk 'wisata kelahiran'.
Pengunjung ke AS akan ditolak permohonan visa sementaranya, jika ditemukan bahwa tujuan utama perjalanan tersebut adalah untuk memperoleh kewarganegaraan AS bagi seorang anak karena telah melahirkan di AS.
Namun, aturan baru itu tidak berlaku untuk 39 negara - yang sebagian besar berada di Eropa - yang merupakan bagian dari Program Pengabaian Visa, demikian keterangan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, Kamis (23/1).
Dalam surat ke Kedubes AS di seluruh dunia, petugas konsuler diberitahu bahwa mereka tidak boleh langsung bertanya kepada seorang wanita yang mengajukan visa ke AS kalau sedang hamil.
"Anda tidak boleh bertanya kepada pemohon visa apakah mereka hamil, kecuali jika Anda memiliki alasan yang jelas untuk percaya bahwa mereka mungkin hamil dan berencana untuk melahirkan di Amerika Serikat. Anda harus mendokumentasikan alasan tersebut dalam catatan kasus Anda," demikian salinan surat itu.
Petugas konsuler juga tidak diizinkan untuk melakukan tes kehamilan.
Baca Juga: George Soros: Trump adalah penipu ulung dan narsis
Meskipun Gedung Putih menyatakan perubahan peraturan baru itu diperlukan untuk meningkatkan keselamatan publik, keamanan nasional, dan integritas sistem imigrasi, pejabat Departemen Luar Negeri AS tidak dapat menggambarkan contoh spesifik dari ancaman keamanan nasional masa lalu yang muncul sebagai akibat dariĀ wisata kelahiran.
Aturan ini khusus untuk visa "B non-imigran", yang diperoleh untuk pengunjung sementara untuk bisnis atau pariwisata.
Selain itu, peraturan tersebut mensyaratkan bahwa pemohon visa yang mencari perawatan medis di AS harus menunjukkan pengaturan mereka selama perawatan dan menetapkan kemampuan mereka untuk membayar semua biaya terkait.
Baca Juga: Trump: Akan ada lebih banyak negara yang masuk daftar larangan perjalanan
Sarah Pierce, seorang analis kebijakan di Migration Policy Institute menilai, aturan baru ini menempatkan petugas konsuler dalam posisi yang sangat canggung karena harus memutuskan apakah mereka percaya seseorang akan segera melahirkan.
Kata Pierce kebanyakan orang tidak akan mengakui bahwa mereka berniat menggunakan visa untuk tujuan mendapatkan kewarganegaraan bagi seorang anak.
Selain itu, visa jenis ini diberikan hingga 10 tahun, sehingga seseorang dapat mengajukan permohonan untuk datang ke AS jauh sebelum menjadi atau berniat untuk hamil.
"Cara yang jauh lebih efektif untuk mengejar ini adalah dengan mengejar industri yang menawarkan wisata kelahiran itu sendiri," kata Pierce.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) setiap tahun jumlah kelahiran di AS untuk wanita asing sekitar 10.000 kelahiran setiap tahun dalam beberapa tahun terakhir.
Departemen Luar Negeri AS memperkirakan ribuan anak-anak dilahirkan di AS dari jenis-jenis pemegang visa bisnis dan turis ini setiap tahun.
AS juga telah mengenakan tindakan hukum terhadap orang-orang yang dianggap memanfaatkan industri wisata kelahiran ini.
Tahun lalu, Departemen Kehakiman AS menuduh tiga orang menjalankan bisnis wisata kelahiran yang melayani klien China di California Selatan.
Baca Juga: Sidang pemakzulan Presiden AS: Toreh rekor, Trump menulis tweet setiap 88 detik