Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Lebih dari 300 warga Brasil turun ke jalan raya utama di Kota Sao Paulo pada hari Minggu (1/11), untuk menolak kebijakan sang gubernur yang mewajibkan warganya untuk ikut dalam uji coba vaksin corona buatan Sinovac SVA.O asal China.
Gubernur João Doria sebelumnya memberikan dukungan atas uji coba vaksin corona yang wajib diikuti semua warganya. Walaupun vaksin buatan Sinovac merupakan salah satu yang paling potensial, sejumlah warga Brasil menolak jika uji coba vaksin.
Kebijakan Doria ini juga bertentangan dengan Presiden Jair Bolsonaro yang menghendaki bahwa vaksin akan diberikan kepada relawan saja.
Reuters mengabarkan bahwa saat ini Mahkamah Agung akan menentukan kebijakan akhir terkait masalah tersebut melalui pengadilan.
Baca Juga: Johnson & Johnson segera uji coba vaksin Covid-19 ke remaja usia 12 tahun-18 tahun
Di Brasil, sejumlah vaksin memang wajib diberikan kepada bayi yang baru lahir, misalnya vaksin Hepatitis B. Hal ini jadi bukt keberhasilan kampanye vaksinasi besar-besaran yang juga berhasil memberantas polio di era 1980-an.
Vaksin buatan Sinovac saat ini sedang diuji di Sao Paulo dan memasuki uji klinis Fase III dan mendapatkan dukungan penuh dari sang gubernur, Doria.
Kementerian kesehatan federal Brasil bulan lalu mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin. Keputusan ini juga sudah mendapat dukungan dari para gubernur negara bagian di Brasil.
Sayangnya, kelompok sayap kanan yang ada di kubu Bolsonaro justru menolak keputusan terseut, dan mengatakan bahwa Brasil tidka akan memberil vaksin tersebut.
Baca Juga: Mulai kewalahan, Uni Eropa berlakukan sistem transfer pasien Covid-19 antarnegara
Bolsonaro memang cukup vokal dalam menyerang China, terutama sejak kampanye pada tahun 2018. Alasannya, karena China dan negara Asia lainnya terlalu berpengaruh di Brasil.
Para pengunjuk rasa di Sao Paulo mendukung penuh Bolsonaro untuk menolak pemberian vaksin dari China. Sejumlah papan penolakan bertuliskan "Kami bukan kelinci percobaan" dan "no vaccine" turut dibawa.
Sebagian besar pengunjuk rasa bahkan terlihat tidak mengenakan masker di tengah jumlah kasus yang terus melonjak di Brasil.
"Kami menentang duta besar China yang otoriter João Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin untuk melawan keinginan kami," ungkap salah satu pengunjuk rasa, Andre Petros, kepada Reuters.
Penolakan vaksin ini terjadi di tengah status Brasil sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 terbanyak ketiga di dunia, dengan 5,5 juta kasus. Saat ini Brasil hanya tertinggal dari Amerika Serikat dan India.