Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warga China khawatir tentang menyebarkan COVID-19 ke kerabat tua mereka saat mereka merencanakan kembali ke kota asal mereka untuk liburan yang diduga akan meningkatkan wabah yang sedang meluas.
Liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada tanggal 21 Januari diizinkan digelar setelah China pada bulan lalu menghapus kebijakan ketat nol Covid-19. Perputaran balik yang tiba-tiba itu membuat khawatir negara dengan populasi 1,4 miliar yang tidak memiliki kekebalan alami. Termasuk banyak lansia yang tidak divaksinasi penuh.
Wabah yang menyebar dari kota-kota besar di China ke daerah pedesaan dengan sumber daya medis yang lebih lemah membanjiri beberapa rumah sakit dan krematorium. Dengan sedikit data resmi dari China, WHO pada hari Rabu mengatakan akan sulit untuk mengelola virus selama periode liburan yang dianggap sebagai migrasi orang tahunan terbesar di dunia.
Baca Juga: Tahun Baru China di Depan Mata, Ini Kekhawatiran WHO
Peringatan lain dari pakar kesehatan China terkemuka agar para warga menghindari kerabat mereka yang lanjut usia selama liburan menjadi tema yang paling banyak dibaca di Weibo, sebuah platform yang mirip Twitter.
"Ini adalah saran yang sangat relevan, kembali ke kota asal ... atau utamakan kesehatan orang tua," tulis seorang pengguna.
Pengguna lain mengatakan mereka tidak berani mengunjungi nenek mereka dan akan meninggalkan hadiah untuknya di depan pintu.
"Ini hampir Tahun Baru dan saya khawatir dia akan kesepian," tulis pengguna tersebut.
Lebih dari dua miliar penumpang diperkirakan melakukan perjalanan selama periode Tahun Baru Imlek yang dimulai pada 7 Januari dan berlangsung selama 40 hari, kata kementerian transportasi China. Itu dua kali lipat dari perjalanan tahun lalu dan 70% dari yang terlihat pada 2019 sebelum pandemi muncul di kota Wuhan di China tengah.