Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Banyak orang kini tergiur untuk cepat kaya lewat investasi. Dari perburuan saham gorengan hingga spekulasi koin kripto, cara instan meraih cuan makin populer, terutama di kalangan muda.
Namun, di balik euforia tersebut, investor legendaris Warren Buffett justru menasihati hal sebaliknya: berinvestasilah dengan cara sederhana, bukan dengan cara “pintar”.
Buffett, yang dikenal sebagai investor tersukses di era modern, menekankan bahwa pasar saham selalu bergerak naik turun dan sulit diprediksi dalam jangka pendek. Namun, jika dilihat dalam jangka panjang, tren pasar justru terus meningkat.
Baca Juga: Harga Emas Pecah Rekor, Tapi Warren Buffett Tetap Tak Tergoda – Ini Alasannya!
Sebagai contoh, indeks S&P 500 yang berisi 500 perusahaan besar AS dan mencerminkan sekitar 80% nilai pasar saham telah memberikan imbal hasil rata-rata 9% per tahun dalam 30 tahun terakhir, atau sekitar 6,3% setelah disesuaikan dengan inflasi.
Melihat pola ini, Buffett dalam suratnya kepada pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 1993 menyarankan strategi sederhana:
Investasikan dana secara rutin ke reksadana indeks seperti S&P 500 dan reinvestasikan dividen. Strategi ini, katanya, bisa mengalahkan kinerja banyak manajer investasi profesional.
1. Keajaiban Bunga Berbunga
Buffett percaya pada kekuatan compound interest atau bunga berbunga. Semakin lama uang diinvestasikan dan hasilnya terus diinvestasikan kembali, nilainya akan tumbuh secara eksponensial.
Baca Juga: 5 Kesalahan Kelas Menengah, Cek Cara Mengatasinya ala Warren Buffett
Misalnya, investasi awal US$ 1.000 dengan imbal hasil 5% akan menjadi US$ 1.050 di tahun pertama. Di tahun berikutnya, bunga dihitung dari US$ 1.050, bukan dari nilai awal. Dari sinilah efek salju pertumbuhan kekayaan bekerja.
2. Tak Perlu Jadi Ahli
Buffett juga menekankan bahwa tak semua orang harus pandai menganalisis saham. Ia menyarankan investor pemula membangun apa yang disebutnya “Lingkaran Kompetensi” (Circle of Competence) yakni fokus hanya pada bidang yang benar-benar dipahami.
Namun, bagi kebanyakan orang, investasi di indeks seperti S&P 500 lebih aman dan praktis karena tidak membutuhkan riset rumit atau waktu untuk memantau pasar.
Dengan indeks yang terdiversifikasi, investor ikut memiliki sebagian kecil dari ratusan perusahaan besar dunia.
3. Tak Perlu Menebak Waktu
Banyak investor mencoba “menebak” kapan harga saham akan naik atau turun. Buffett menilai langkah itu sia-sia. Ia sendiri mengaku tak pernah membuat keputusan investasi berdasarkan prediksi jangka pendek.
Baca Juga: Gaya Investasi Warren Buffett Disukai karena Sederhana, Seperti Apa Pendekatannya?
Sebaliknya, ia menganjurkan strategi dollar-cost averaging menginvestasikan jumlah uang tetap secara berkala, tanpa peduli kondisi pasar. Dalam jangka panjang, cara ini membuat harga beli rata-rata stabil dan mengurangi risiko kerugian karena fluktuasi pasar.
Menurut Buffett, kunci sukses berinvestasi bukanlah kecerdasan tinggi, melainkan disiplin, kesabaran, dan konsistensi.
Dengan strategi sederhana berinvestasi rutin di indeks pasar, menahan diri dari spekulasi, dan membiarkan bunga berbunga bekerja, investor bisa membangun kekayaan tanpa perlu menjadi “jenius” pasar saham.
Atau seperti kata Buffett sendiri, “You don’t need to be smart to invest well. You just need to be patient.”