kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Warren Buffett Menyesal Tak Berinvestasi di Amazon Sejak Awal, Ini Alasannya


Rabu, 04 September 2024 / 10:18 WIB
Warren Buffett Menyesal Tak Berinvestasi di Amazon Sejak Awal, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Warren Buffett, miliarder di balik Berkshire Hathaway, dikenal sebagai salah satu investor paling sukses sepanjang masa. REUTERS/Rick Wilking/File Photo


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyesalan adalah sesuatu yang sulit diterima, terutama dalam dunia bisnis, di mana peluang yang terlewat bisa berarti kehilangan miliaran dolar.

Meskipun begitu, investor paling legendaris pun tidak kebal terhadap penyesalan. Warren Buffett contohnya, miliarder di balik Berkshire Hathaway ini juga pernah kehilangan momentum dalam investasi.

Ada satu investasi besar yang Buffett berharap ia lakukan lebih awal: Amazon. Dan ia tidak malu untuk mengakui kesalahannya.

Baca Juga: Kurang dari 2 Bulan, Berkshire Hathaway Jual US$6,2 Miliar Saham Bank of America

Kesempatan yang Terlewatkan

Pada pertengahan 1990-an, ketika Amazon masih berupa toko buku online dengan impian besar, Buffett memiliki kesempatan untuk berinvestasi. Namun, ia melewatkan kesempatan tersebut, bahkan ketika Amazon melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 1997.

Melihat kembali masa itu, Buffett tidak ragu untuk mengakui kesalahannya. "Saya terlalu bodoh untuk menyadari" potensi Amazon dan pendiri visionernya, Jeff Bezos, katanya dengan campuran kerendahan hati dan humor khasnya. 

Bahkan, ia pernah menyebut dirinya "idiot" karena tidak membeli saham Amazon lebih awal, mengakui bahwa kebodohannya yang membuatnya gagal melihat apa yang sedang dibangun oleh Bezos.

Baca Juga: Wall Street Membuka Bulan September dengan Catatan Suram

Penghormatan terhadap Jeff Bezos

Dikutip dari benzinga.com, penyesalan Buffett tidak hanya soal kehilangan keuntungan finansial, tetapi juga terkait dengan penghormatannya yang mendalam terhadap Jeff Bezos. Buffett sering mengagumi kejernihan berpikir dan kecerdasan manajerial Bezos, serta bagaimana Amazon berhasil melampaui ekspektasi, tumbuh dari startup kecil menjadi raksasa pasar.

Ia bahkan pernah mengatakan pada tahun 2016, "Anda tidak akan menemukan Jeff Bezos lain."

Meskipun Buffett mengagumi Bezos, pendekatan investasi yang berhati-hati, terutama kewaspadaannya terhadap saham dengan rasio harga terhadap pendapatan (P/E ratio) yang tinggi dan perusahaan teknologi, membuatnya ragu.

"Saya berinvestasi dalam hal yang saya pahami," sering kali ia katakan, dan pada saat itu, dunia teknologi terasa di luar zona nyamannya.

Baca Juga: 3 Saham Pilihan Warren Buffett yang Cocok Dibeli pada Bulan September

Namun, Amazon bukan satu-satunya raksasa teknologi yang disesali oleh Buffett. Ia juga secara terbuka menyesali kesempatannya yang terlewat untuk berinvestasi lebih awal di Google dan Microsoft perusahaan yang telah mengubah dunia dengan cara yang tidak terduga.

Buffett tidak ragu-ragu saat berbicara di pertemuan tahunan Berkshire Hathaway, menyebut kesempatan-kesempatan yang terlewat tersebut sebagai "kesalahan bodoh."

Perubahan dalam Pendekatan

Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa strategi investasi Buffett selalu tentang permainan jangka panjang, dengan fokus pada bisnis yang benar-benar ia pahami. Pendekatan ini telah melayani Buffett dan Berkshire Hathaway dengan sangat baik selama beberapa dekade, meskipun terkadang berarti melewatkan beberapa peluang besar.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran yang halus. Pada tahun 2019, Berkshire mulai membeli saham Amazon – bukan karena Buffett tiba-tiba mengubah pikirannya, tetapi karena salah satu manajer investasinya melihat nilai perusahaan tersebut.

Langkah ini menandakan pengakuan yang lebih luas di dalam Berkshire akan pengaruh tak terbantahkan perusahaan teknologi dalam ekonomi saat ini.

Baca Juga: Berapa Dividen Coca-Cola yang Dibagikan Tahun Ini? Berikut Perkiraannya

Pelajaran dari Buffett

Keterbukaan Buffett tentang kesalahan-kesalahannya memberikan pelajaran berharga: Bahkan yang terbaik pun bisa salah. Namun, yang membedakan Buffett adalah kesediaannya untuk mengakui ketika ia membuat kesalahan dan komitmennya untuk belajar dari pengalaman tersebut.

Seperti yang sering ia ingatkan, "Investasi paling penting yang bisa Anda lakukan adalah pada diri Anda sendiri." Ini adalah pengingat bahwa, dalam investasi dan dalam hidup, kemampuan untuk tumbuh dan beradaptasi sama pentingnya dengan kemampuan untuk sukses.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×