Sumber: MarketWatch | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Mengenal cara berinvestasi orang-orang sukses dan orang tajir di dunia sangat membantu para investor pemula. Karena itu, ada sejumlah cara kerja yang perlu diperhatikan agar uang yang di investasikan di bursa saham membuahkan hasil gemilang.
Profesor dan direktur Quality Shareholders Initiative di Goerge Washington University, Lawrence A Chunninghamis menulis opini kunci sukses Warren Buffett di bursa saham.
Menurutnya, Buffett tahu para investor terbaik yang layak diikuti dan dipertahankan.
Lawrence menulis dalam kolom opiniya di Market Wacth pada Rabu (30/9) dengan menyebut mereka itu adalah Korps elit. Mereka adalah pemegang saham terkonsentrasi yang diam-diam menopang perusahaan Amerika.
Kelompok ini kerap dijuluki Buffett sebagai pemegang saham berkualitas tinggi atau Quality shareholders (QS) pada tahun 1978.
Baca Juga: Mengenal Chuck Feeney: Miliarder yang menyumbangkan semua kekayaannya
Tentu saja, mereka ini kontras dengan para investor saat ini yang tidak terkonsentrasi dan para trader yang selalu memanfaatkan momentum dengan banyak melakukan aksi buy dan sell setiap hari.
Mereka ini juga jarang bertahan panjang memegang saham sebuah perusahaan. Namun yang perlu diketahui, setiap investor akan mendapatkan banyak manfaatkan bila akrab dan mengikuti cara berinvestasi para QS ini.
QSi ni memiliki silsilah. Mulai dari ekonom John Maynard Keynes dan mentor Buffett yakni Benjamin Graham, hingga pendukungnya seperti John Neff dari Wellington Management dan Thomas Rowe Price, pendiri T. Rowe Price Group Inc.
Gaya mereka berinvestasi itu berada dalam lingkup penelitian, persepsi nilai dan kebijakan penjualan. Yang membedakan mereka dengan investor kebanyakan adalah kesabaran dan fokus.
Baca Juga: Bukan Buffett atau Gates yang paling dermawan, tapi miliarder inilah juaranya
Beberapa pemegang saham berkualitas tinggi adalah raksasa. Termasuk Capital Reserach & Management (Amerika Funds); Manajemen & Riset Fidelity; dan Harris Associates (Oakmark Funds).
Banyak yang mengelola aset kurang dari US$ 100 miliar. Seperti Gardner Russo Gardner; Ruane Cunniff; dan Manajemen Aset Tenggara.
Para pemegang saham berkualitas tinggi ini tidak mengacu pada volatilitas indeks. Mereka ini lebih fokus berinvestasi mengacu pada kinerja perusahaan selama bertahun-tahun dan bukan karena faktor sentimen.
QS ini juga menginvestasikan cukup besar uang mereka di perusahaan besar yang luar biasa, yang sahamnya telah mereka pegang selama bertahun-tahun. Ambil contoh Capital Research memegang saham di Abbott Laboratories. Fidelity menggenggam saham Salesforce dan Harris di Tenet Healthcare.
Dari banyak penelitian, ternyata aktif bertransaksi di bursa saham justru menghasilkan kinerja buruk setelah terkena biaya transaksi dan pajak. Hal itu terlihat dari kinerja reksadana teratas tidak bertahan lama dan beberapa manajer investasi piawai hanya sedikit memberikan imbal hasil kepada nasabah mereka setelah dipotong biaya-biaya transaksi.
Tetapi, kelompok investor berkualitas tinggi ini, yang sabar dan fokus, justru menunjukkan pengecualian. Mereka mencatat keuntungan yang besar karena tidak banyak terkena biaya transaksi.
QS ini dapat mengekang diri mereka untuk banyak melakukan aktivitas di pasar modal.
Baca Juga: Inilah orang terkaya China sekarang, bukan lagi Jack Ma...
Para pemegang saham berkualitas tinggi ini mempelajari spesifik perusahaan dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh pengindeks, yang tidak bisa. Pengindeks mungkin pandai menganalisis masalah dinamis saat muncul, tetapi jarang mengembangkan pengetahuan mendalam yang diperintahkan pemegang saham berkualitas tinggi.
Pengindeks menginvestasikan sebagian besar sumber daya mereka yang terbatas untuk mengembangkan pandangan tentang apa yang baik secara umum dalam kehidupan perusahaan, bukan apa yang terbaik untuk perusahaan tertentu.