Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Wabah COVID-19 mungkin akan mencapai puncaknya di China bulan ini. Tetapi, di luar Tiongkok, virus corona baru awal dari epidemi dan kemungkinan akan menyebar.
Dale Fisher, Kepala Global Outbreak Alert & Response Network yang ada di bawah koordinasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan, "perjalanan waktu" COVID-19 mungkin benar.
"Cukup adil untuk mengatakan, itulah yang kami lihat," katanya kepada Reuters, Rabu (12/2). "Tapi, (virus) itu telah menyebar ke tempat-tempat lain, itu adalah awal wabah. Di Singapura, berada di awal wabah".
Baca Juga: Tambah tiga kasus baru virus corona, Singapura terbanyak di luar China
Singapura telah melaporkan 50 kasus terkonfirmasi virus corona baru, dengan tambahan tiga kasus hari ini, tertinggi di luar China. Termasuk, yang paling tinggi untuk kasus penularan lokal dari manusia ke manusia.
"Saya dengan sangat yakin mengatakan, pada akhirnya setiap negara akan memiliki kasus (terkonfirmasi COVID-19)," ujar Fisher yang juga pakar global tentang penyakit menular dan menambahkan, ada banyak penularan virus ini yang belum dipahami.
Melansir Channelnewsasia.com, Kenneth Mak, Direktur Layanan Medis Kementerian Kesehatan Singapura, mengatakan, puncak wabah COVID-19 di negara lain akan terjadi setelah satu atau dua bulan dari puncak epidemi di China.
Baca Juga: PHRI: Ada penurunan kunjungan wisatawan 20%-30% gara-gara virus corona
Tapi, Fisher menegaskan, sangat tidak dibenarkan aksi panic buying terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti beras dan tisu toilet, yang terjadi di Singapura. "Tidak disarankan," tegasnya.
Pada Jumat (7/2) pekan lalu, Singapura menaikkan tingkat Kondisi Sistem Penanggulangan Penyakit (DORSCON) dari Kuning ke Oranye, yang mendorong tindakan pencegahan tambahan atas COVID-19.
Buntutnya, Korea Selatan dan Israel mengimbau warganya untuk menunda perjalanan ke Singapura. Sementara Indonesia dan Taiwan merekomendasikan tindakan pencegahan ketika mengunjungi negeri Merlion.