kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

WHO: Ada Lebih Dari 100 Serangan ke Fasilitas Kesehatan di Ukraina


Jumat, 08 April 2022 / 10:27 WIB
WHO: Ada Lebih Dari 100 Serangan ke Fasilitas Kesehatan di Ukraina
ILUSTRASI. Bangunan rumah sakit yang hancur akibat serangan udara di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Mariupol, Ukraina, dalam?foto yang dirilis Rabu (9/3/2022).


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KYIV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis (7/4) melaporkan bahwa pihaknya mencatat ada lebih dari 100 serangan pasukan Rusia yang menargetkan fasilitas kesehatan Ukraina. Dalam serangkaian serangan tersebut, sejumlah warga sipil juga dilaporkan tewas.

Melalui konferensi persnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut keadaan ini sebagai kondisi yang suram. Serangan bahkan menewaskan pekerja kesehatan yang sangat dibutuhkan di masa konflik.

"Sampai sekarang, WHO telah memverifikasi 103 insiden serangan terhadap layanan kesehatan, dengan 73 orang tewas dan 51 terluka, termasuk petugas kesehatan dan pasien," kata Tedros, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Ribuan Warga Sipil Diperkirakan Tewas di Mariupol dalam Sebulan Terakhir

Dari semua serangan yang tercatat, 89 di antaranya telah secara langsung berdampak pada fasilitas kesehatan dan sebagian besar sisanya mengenai layanan transportasi, termasuk ambulans.

Tedros mengaku WHO sangat marah dengan kondisi ini, terlebih serangan masih terus berlanjut. Menurut WHO, aksi pasukan Rusia tersebut jelas merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.

Pada konferensi pers sebelumnya di Lviv, direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge juga menyesalkan terhambatnya distribusi bantuan kesehatan di beberapa wilayah. Salah satu wilayah yang menjadi perhatian saat ini adalah Mariupol.

"Memang benar beberapa tetap sangat sulit. Saya pikir prioritas pasti, saya pikir kita semua setuju, adalah Mariupol," kata Kluge.

Kluge juga menekankan bahwa serangan terhadap layanan kesehatan jelas merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional. Namun, ia juga menegaskan bahwa bukan tugas WHO untuk menyalahkan pelaku dan akan fokus memverifikasi terjadinya serangan tersebut.

Baca Juga: Banyak Tanda Kejahatan Perang, Presiden Ukraina Pertanyakan Peran Dewan Keamanan PBB



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×