kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.882   61,00   0,38%
  • IDX 7.138   -23,74   -0,33%
  • KOMPAS100 1.094   -0,50   -0,05%
  • LQ45 869   -3,02   -0,35%
  • ISSI 217   0,32   0,15%
  • IDX30 444   -2,34   -0,52%
  • IDXHIDIV20 536   -3,71   -0,69%
  • IDX80 125   -0,07   -0,05%
  • IDXV30 134   -1,96   -1,45%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Banyak Tanda Kejahatan Perang, Presiden Ukraina Pertanyakan Peran Dewan Keamanan PBB


Rabu, 06 April 2022 / 12:56 WIB
Banyak Tanda Kejahatan Perang, Presiden Ukraina Pertanyakan Peran Dewan Keamanan PBB
ILUSTRASI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Berbicara secara virtual di hadapan Dewan Keamanan PBB hari Selasa (5/4), Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky menyebut pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang terburuk yang pernah ada sejak Perang Dunia II.

Pada kesempatan yang sama, Zelensky juga melampirkan video pendek yang menunjukkan jasad korban perang yang terbakar, berlumuran darah dan dimutilasi, termasuk anak-anak. 

Video secara khusus menunjukkan situasi kota Irpin, Dymerka, Mariupol dan Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil.

Baca Juga: Ukraina Selidiki Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Bucha

"Kami berurusan dengan negara yang mengubah hak vetonya di Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk menyebabkan kematian. Rusia ingin ingin mengubah Ukraina menjadi budak yang diam," kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.

Zelensky turut mempertanyakan peran 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang sampai saat ini tidak dapat mengambil tindakan apa pun atas invasi Rusia. Menurutnya, hak veto yang dimiliki Rusia terus menjadi penghalang tindakan nyata PBB.

Tidak hanya itu, China yang merupakan mitra dekat Rusia juga abstain pada sebagian besar pemungutan suara terkait penentuan sikap terhadap Rusia sejak perang dimulai.

Sementara India, yang sangat bergantung pada Rusia untuk keperluan militer, juga abstain pada penentuan tindakan PBB. Namun, India mengutuk pembunuhan di Bucha dan menyerukan penyelidikan independen.

Baca Juga: Rusia Didesak untuk Berhenti Gunakan Ranjau Darat di Ukraina



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×