Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Genewa. Jumlah vaksin Covid-19 yang mendapat izin edar bakal bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) berencana menyetujui sejumlah vaksin Covid-19 dalam beberapa minggu sampai bulan mendatang.
Melansir CNA, 21 Januari 2021, hal ini bertujuan untuk meluncurkan vaksin Covid-19 dengan cepat di negara-negara miskin. Covax, skema global pendistribusian vaksin yang dipimpin WHO, berkeinginan mengirimkan setidaknya 2 miliar dosis vaksin Covid-19 di seluruh dunia tahun ini, dengan setidaknya sebanyak 1,3 miliar dikirimkan ke negara-negara miskin.
Namun sejauh ini, Covax masih berjuang untuk mengamankan suntikan yang cukup karena kekurangan dana, sedangkan negara-negara kaya telah memesan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar untuk negaranya masing-masing. Persetujuan peraturan terkait vaksin Covid-19 menjadi kunci untuk memastikan keefektifan dan keamanan vaksin.
Sebagian besar negara miskin mengandalkan otorisasi WHO untuk mendapatkan vaksin Covid-19, lantaran mempunyai kapasitas pengaturan yang terbatas. Oleh karena itu, WHO mempercepat persetujuan darurat dari vaksin Covid-19.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac dosis kedua dimulai, ini akibatnya jika tertunda
Kalender sementara WHO
Dokumen Covax memaparkan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan diproduksi Serum Institute of India dapat disahkan WHO pada Januari atau Februari. Sementara itu, vaksin yang diproduksi di Korea Selatan di SK Bioscience, berdasarkan kalender sementara yang diterbitkan WHO, dapat disetujui Badan PBB pada paruh kedua Februari.
Adapun WHO telah mengesahkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer BioNTech pada akhir Desember lalu. Covax awalnya tidak memasukkan suntikan Pfizer-BioNTech dalam daftar pilihannya untuk pembelian vaksin Covid-19 di awal.
Untuk vaksin Covid-19 Moderna, kalender persetujuan sementara menunjukkan persetujuan WHO bagi vaksin yang didasarkan pada teknologi mRNA, diberikan pada akhir Februari. Vaksin Moderna Covid-19 telah disetujui di banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Sedangkan, vaksin Covid-19 buatan Johnson & Jonhson, yang mempunyai perjanjian tidak mengikat untuk memasok Covax dengan 500 juta dosis selama jangka waktu yang tidak ditentukan, diharapkan mendapatkan persetujuan WHO paling cepat pada Mei atau Juni.
Sejauh ini, Johnson & Johnson belum mempublikasikan hasil uji klinis fase III dari vaksinnya, namun UE telah menyampaikan pihaknya mengharapkan perusahaan untuk mengajukan persetujuan paling cepat Februari. WHO juga tengah mempertimbangkan kemungkinan persetujuan cepat untuk dua vaksin China, Sinopharm dan Sinovac. Keduanya telah mengajukan ke WHO, dan tengah dilakukan peninjauan, dengan keputusan paling cepat pada Maret.