Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Sinopharm mengajukan permohonan untuk dua vaksin Covid-19, tapi kemungkinan persetujuan pada Maret hanya menyangkut yang dikembangkan oleh afiliasinya yang berbasis di Beijing, Institut Produk Biologi Beijing (BIBP), yang telah banyak digunakan untuk inokulasi di China.
Sedangkan, Sinovac belum merilis hasil uji coba fase III secara global, tapi vaksinnya telah disetujui untuk penggunaan darurat di negara-negara termasuk Brasil, Indonesia dan Turki.
Sebagai tambahan informasi, persetujuan WHO tidak secara otomatis mengarah pada pembelian melalui Covax, namun hal ini juga dapat memfasilitasi peluncuran di negara-negara miskin yang memperoleh vaksin secara langsung.
Sementara itu, belum ada jadwal sementara untuk kemungkinan persetujuan vaksin Sputnik V Rusia, meskipun pengembangnya telah mengajukan dokumentasi yang relevan. Adapun vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca yang dikembangkan bersama Universitas Oxford telah mendapatkan persetujuan darurat di Inggris, sedangkan keputusan di Uni Eropa dan Amerika Serikat telah dekat.
Covax mempunyai kontrak pasokan vaksin dengan AstraZeneca dan SII untuk sekitar 400 juta dosis dan opsi ratusan juta lebih, meski waktu pengirimannya belum pasti.
Jangan panik
WHO menyampaikan, tidak ada yang perlu panik untuk mendapatkan akses ke vaksin Covid-19, karena setiap orang yang menginginkannya akan mendapatkan vaksin. Asisten Direktur Jendeal WHO Mariangela Simao menuturkan, Badan Kesehatan PBB tengah bekerja untuk memastikan akses ke jab virus corona di seluruh dunia. "Tidak ada yang perlu panik, karena Anda akan mendapatkan vaksin. Kami telah bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa semua negara, semua populasi, memiliki kesempatan untuk mengakses vaksin ini," ujar Simao.
Sekitar 50 negara telah memulai kampanye vaksinasi, dengan lebih dari 40 di antaranya merupakan negara berpenghasilan tinggi. Fasilitas Covax yang dipimpin bersama WHO, upaya pengadaan dan distribusi vaksin yang dikumpulkan secara global, telah mencapai kesepakatan dengan lima produsen untuk 2 miliar dosis vaksin.
Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi 20 persen populasi di setiap negara yang berpartisipasi pada akhir tahun, dengan pendanaan yang tercakup untuk 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. "Kami mengharapkan dosis pertama mencapai negara-negara pada akhir Februari," kata Simao.
Menurut tinjauan umum WHO tentang kandidat vaksin Covid-19, sebanyak 64 telah diuji pada manusia, dengan 22 di antaranya telah mencapai pengujian massal tahap akhir. Sebanyak 173 calon vaksin Covid-19 tengah dikembangkan di laboratorium dengan tujuan untuk uji coba pada manusia.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menyambut baik dan menurutnya penting untuk memiliki beragam vaksin Covid-19 dengan sifat berbeda.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Rencanakan Persetujuan Beberapa Vaksin Covid-19, Apa Saja?"
Penulis : Mela Arnani
Editor : Sari Hardiyanto