kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO Deteksi Kemunculan Dua Sub-Varian Omicron Baru di Afrika Selatan


Kamis, 05 Mei 2022 / 10:48 WIB
WHO Deteksi Kemunculan Dua Sub-Varian Omicron Baru di Afrika Selatan
ILUSTRASI. Ilustrasi virus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Dua sub-varian Omicron terlacak di Afrika Selatan dan diduga telah menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di negara itu. WHO melaporkan temuan varian baru virus corona tersebut pada hari Rabu (4/5).

Dilansir dari The Straits Times, para ilmuwan di Afrika Selatan baru saja mendeteksi dua sub-varian Omicron baru dengan kode BA.4 dan BA.5.

Dalam laporan epidemiologi terbarunya, WHO mengatakan bahwa sub-varian itu telah memperoleh beberapa mutasi tambahan yang dapat mempengaruhi karakteristik mereka. Namun, WHO belum bisa memastikan kemampuan pasti sub-varian tersebut.

Baca Juga: Hingga 80% Populasi Uni Eropa Diperkirakan Telah Terinfeksi Covid-19

"Masih terlalu cepat untuk mengetahui apakah sub-varian baru ini bisa menyebabkan lebih banyak gejala penyakit dibanding sub-varian Omicron lainnya," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers hari Rabu.

Varian Omicron yang terbukti mudah bermutasi dan mampu menularkan Covid-19 lebih cepat pertama kali terdeteksi di Afrika selatan pada November tahun lalu. Saat ini Omicron telah menjadi varian dominan di seluruh dunia.

Omicron telah lama diketahui memiliki beberapa sub-varian dan yang paling dominan adalah BA.2.

Baca Juga: Sekjen PBB Minta Negara Kaya Lebih Banyak Berinvestasi di Afrika

WHO secara resmi telah mencatat lebih dari 6,2 juta kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia sejak awal pandemi. Namun, jumlah sebenarnya di lapangan diyakini jauh lebih tinggi dari itu,

Catatan terbaru WHO menunjukkan bahwa jumlah kasus baru dan kematian mulai menurun secara global dan ada di level terendah sejak Maret 2020.

Tedros mengingatkan bahwa tren penurunan ini tidak bisa disambut terlalu baik mengingat mutasi Omicron masih terus muncul dan berpotensi menunjukkan perilaku yang lebih ganas.

"Sub-varian BA.4 dan BA.5 diidentifikasi karena Afrika Selatan masih melakukan pengurutan genetik vital yang telah dihentikan oleh banyak negara lain. Di banyak negara, pada dasarnya kita tidak mengetahui bagaimana virus bermutasi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," pungkas Tedros.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×