kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Dunia masuki wilayah belum terpetakan dalam pertempuran lawan virus corona


Selasa, 03 Maret 2020 / 15:44 WIB
WHO: Dunia masuki wilayah belum terpetakan dalam pertempuran lawan virus corona
ILUSTRASI. Logo di luar Gedung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama pertemuan dewan eksekutif tentang pemutakhiran wabah virus corona baru di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, dunia memasuki wilayah yang belum terpetakan dalam pertempuran melawan virus corona baru.

Peringatan WHO ini menyusul kasus infeksi baru turun secara dramatis di China pada Selasa (3/3) tapi melonjak di luar negeri, sembilan kali lebih banyak dari Tiongkok.

Secara global, virus corona sudah menewaskan lebih dari 3.100 orang dan menginfeksi lebih dari 90.000. Menurut WHO, jelas terjadi pergeseran dalam krisis Covid-19.

Baca Juga: Untuk hindari terinfeksi virus corona, ini tip dari Donald Trump

China telah memberlakukan karantina dan pembatasan perjalanan sangat ketat, dengan menjaga sebagian besar populasi di dalam rumah selama berminggu-minggu. Sebuah strategi yang tampaknya terbayar karena kasus-kasus baru merosot bulan ini.

Korea Selatan, Iran, dan Italia telah muncul sebagai tempat pemijahan utama untuk virus corona baru, yang diyakini berasal dari pasar yang menjual hewan liar di Kota Wuhan, China, akhir tahun lalu.

"Kita berada di wilayah yang belum terpetakan," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (2/3), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

"Kami belum pernah melihat patogen pernafasan yang mampu menularkan komunitas, tetapi yang juga bisa ditanggulangi dengan tindakan yang benar," ujar dia.

Baca Juga: Korban mendekati 5.000 kasus, Presiden Korsel nyatakan perang melawan Covid-19!

Penularan komunitas berarti infeksi dalam suatu populasi tidak diimpor dari daerah lain yang terkena virus.

Amerika Serikat (AS) sekarang menghadapi epidemi yang potensial, dengan enam orang meninggal di Negara Bagian Washington, di mana para pejabat memperingatkan penduduk bahwa pertempuran melawan penyakit itu bergeser dari penahanan ke mitigasi.

"Risiko bagi kita semua untuk terinfeksi akan meningkat," kata Jeff Duchin, petugas kesehatan di King County, di mana lima dari enam kematian di negeri uak Sam terjadi. Distrik ini rumah bagi lebih dari 700.000 orang.

Baca Juga: Virus corona merebak, menteri dalam negeri Jerman tolak jabat tangan Angela Merkel

China hanya melaporkan 125 kasus baru pada Selasa (3/3), peningkatan harian terendah dalam enam minggu terakhir, dengan semua kecuali 11 infeksi di Provinsi Hubei. Sementara korban tewas bertambah 31 menjadi 2.943 orang.

Sementara tim ahli medis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tiba di Iran pada Senin (2/3) untuk membantu mengatasi wabah Covid-19 paling mematikan kedua di dunia, dengan 66 kematian dan lebih dari 1.500 infeksi.

Italia, negara yang paling parah terkena dampak virus corona baru di Eropa, dengan sekitar 1.700 infeksi dan 52 kematian. Sedang Korea Selatan memiliki infeksi terbanyak di luar China, dengan lebih dari 4.000 kasus dan 26 kematian.

Baca Juga: Menkeu AS dan Gubernur The Fed pimpin negara G7 beraksi mengatasi dampak virus corona

WHO menyatakan, virus corona baru lebih banyak menyerang orang-orang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang sudah dilemahkan oleh penyakit lain. Tingkat kematiannya 2%-5% dari kasus terkonfirmasi.




TERBARU

[X]
×