Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengumumkan adanya "komitmen awal" dari Israel dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran di Jalur Gaza guna memungkinkan vaksinasi anak-anak melawan polio.
Vaksinasi pertama diperkirakan akan dimulai pada hari Minggu, sebagai langkah darurat untuk menghentikan penyebaran virus polio tipe 2, yang telah menyebabkan setidaknya satu kasus kelumpuhan pada bayi di wilayah tersebut, kasus pertama dalam 25 tahun terakhir.
Vaksinasi Polio di Tengah Krisis Kemanusiaan
Pada tanggal 23 Agustus, WHO mengonfirmasi adanya satu kasus kelumpuhan pada bayi akibat virus polio tipe 2 di Gaza. Kasus ini menjadi peringatan serius, mengingat virus polio merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Dalam merespon situasi ini, WHO bersama PBB telah mempersiapkan vaksinasi bagi sekitar 640.000 anak-anak di Gaza.
Baca Juga: Pasukan Israel Tewaskan Lima Pejuang Palestina di Masjid Tepi Barat
Kampanye vaksinasi ini akan dilakukan dalam tiga tahap di tiga zona yang berbeda di Gaza, dengan jadwal penghentian pertempuran antara pukul 6 pagi hingga 3 sore setiap harinya.
Tahap pertama akan dimulai di Gaza Tengah, diikuti oleh Gaza Selatan, dan terakhir Gaza Utara. Jika diperlukan, jeda penghentian ini bisa diperpanjang hingga hari keempat untuk memastikan cakupan vaksinasi yang memadai.
Tantangan dan Hambatan
Walaupun ada komitmen untuk menghentikan sementara pertempuran, pelaksanaan kampanye vaksinasi ini masih menghadapi berbagai tantangan. Evakuasi massal yang dilakukan oleh militer Israel telah membuat warga Palestina terpaksa berpindah ke tempat-tempat yang lebih terpencil dan padat.
Hal ini tentunya mempersulit akses para petugas medis untuk mencapai target vaksinasi, apalagi di tengah ancaman serangan militer yang masih bisa terjadi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pastikan Temani Paus Fransiskus Saat Kegiatan di GBK dan Istiqlal
Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa pelaksanaan vaksinasi di tengah bombardir sangat sulit untuk dilakukan dengan sukses. WHO menargetkan untuk mencapai 90% cakupan vaksinasi pada setiap putaran kampanye, agar wabah ini dapat dihentikan dan mencegah penyebaran virus polio ke wilayah lainnya, termasuk Israel.
Kesepakatan yang Rentan
Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengindikasikan adanya persetujuan untuk menghentikan pertempuran di lokasi-lokasi tertentu di Gaza selama kampanye vaksinasi berlangsung.
Namun, pernyataan ini tetap ambigu dan sengaja dibuat samar, mengingat adanya perlawanan kuat dari elemen-elemen sayap kanan dalam koalisi pemerintahan Israel yang menentang segala bentuk gencatan senjata atau bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza.
Kesepakatan ini juga dipengaruhi oleh desakan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, yang menuntut penghentian sementara operasi militer selama kunjungannya ke Israel pekan lalu. Kendati demikian, masih ada ketidakpastian mengenai bagaimana rencana ini akan diterapkan secara nyata di lapangan.
Baca Juga: White House: Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Masuk Babak Kelompok Kerja
Vaksinasi yang Berpacu dengan Waktu
Lebih dari 25.000 vial vaksin, yang cukup untuk lebih dari satu juta dosis, telah tiba di Gaza bersama dengan peralatan yang diperlukan untuk menjaga vaksin tetap dingin selama transportasi. Namun, kondisi di lapangan membuat perencanaan menjadi sangat sulit, dengan risiko bahwa target vaksinasi tidak akan tercapai.
Juru bicara UNRWA, Juliette Touma, menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam operasi kemanusiaan. Namun di Gaza, perencanaan menjadi hampir tidak mungkin dilakukan akibat dinamika yang cepat berubah dan ketidakpastian terkait penghentian pertempuran serta perintah evakuasi.