Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya hari Kamis (30/11) mengingatkan bahwa ancaman malaria menjadi semakin ganas, meningkat sekitar 5 juta kasus dalam setahun terakhir.
Melihat catatan tersebut, WHO mengatakan bahwa dunia berpotensi kehilangan kemampuan untuk melawan malaria. Gangguan akibat pandemi dan perubahan iklim pun sukses menghambat upaya memerangi malaria dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Laporan Malaria Dunia tahunan WHO, segala kemajuan dalam upaya melawan malaria sejak tahun 2015 terhenti karena meningkatnya resistensi obat dan insektisida serta konflik di banyak wilayah.
Baca Juga: Ada Kasus Pneumonia, Taiwan Sarankan Lansia dan Anak Muda Hindari Melancong ke China
"Lebih dari sebelumnya, kita berisiko kehilangan kemampuan melawan penyakit ini. Laporan menunjukkan bahwa kemajuan telah terhenti, dan di beberapa tempat justru mengalami kemunduran. Jika kita tidak mengambil tindakan sekarang, penyakit malaria dapat meningkat secara drastis," kata Peter Sands, direktur eksekutif Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.
Dalam laporan yang sama, terlihat adanya kesenjangan pendanaan yang signifikan dalam upaya melawan malaria.
Tersedia dana sebesar US$4,1 miliar yang diinvestasikan dalam upaya global mengatasi malaria pada tahun 2022, namun dana yang dibutuhkan mencapai US$7,8 miliar.
Baca Juga: Pneumonia Anak Menyerang China, Ini Saran WHO & Kemenkes untuk Masyarakat
Jumlah Kasus Meningkat Secara Global
Dalam catatan WHO, diperkirakan ada 249 juta kasus malaria pada tahun 2022. Pada periode itu, tercatat 58,4 kasus per 1.000 orang yang dianggap berisiko. Target WHO adalah 26,2 kasus per 1.000 orang pada tahun 2025.
WHO mengklaim saat ini proses untuk mencapai target tersebut telah meleset hingga 55% dan berpotensi menjauh hingga 89% tahun ini jika tren peningkatan kasus malaria terus berlanjut.
Kematian akibat malaria sempat menurun antara tahun 2000 hingga 2019, dari 864.000 menjadi 576.000.
Baca Juga: Bakteri Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD
Sayangnya, jumlah tersebut terus meningkat selama pandemi lalu. WHO memperkirakan ada 608.000 orang meninggal karena malaria pada tahun 2022 yang sebagian besar adalah anak-anak.
Di beberapa negara, kasus penularan malaria meningkat bersamaan dengan perubahan cuaca yang ekstrem. Di Pakistan misalnya, Reuters mencatat bahwa banjir besar tahun 2022 sukses menyebabkan peningkatan kasus malaria hingga lima kali lipat.
WHO menjanjikan hadirnya dua jenis vaksin malaria baru tahun depan yang diyakini mampu memberikan harapan.