kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,32   -14,41   -1.55%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO tak sarankan bukti vaksin Covid-19 jadi syarat perjalanan, ini alasannya


Senin, 18 Januari 2021 / 08:41 WIB
WHO tak sarankan bukti vaksin Covid-19 jadi syarat perjalanan, ini alasannya
ILUSTRASI. WHO pada hari Jumat (15/1/2021) tidak menyarankan bukti vaksinasi Covid-19 atau kekebalan sebagai syarat untuk perjalanan internasional. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat (15/1/2021) tidak menyarankan bukti vaksinasi Covid-19 atau kekebalan sebagai syarat untuk perjalanan internasional.

WHO mengatakan, vaksin Covid-19 belum diketahui kemanjurannya dalam mengurangi penularan dan terbatasnya persediaan vaksin.

Reuters memberitakan, Komite Darurat WHO, yang terdiri dari 19 ahli independen, mengadakan pertemuan keenam dalam setahun terakhir karena jumlah kematian global akibat pandemi mencapai dua juta di antara lebih dari 90 juta kasus.

Dalam pertemuan itu, para ahli mengeluarkan serangkaian rekomendasi, yang diterima oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan dikirim kepada 194 negara anggota badan PBB itu.

Baca Juga: Sertifikat vaksin Covid-19 bisa jadi syarat bepergian tanpa swab? Ini kata Menkes

"Saat ini, WHO tidak menyarankan persyaratan bukti vaksinasi atau imunitas untuk syarat perjalanan internasional karena masih ada ketidakpastian yang kritis mengenai kemanjuran vaksinasi dalam mengurangi penularan dan terbatasnya ketersediaan vaksin," kata panel WHO seperti yang dilansir Reuters.

Dalam pernyataan tersebut, disebutkan pula: "Bukti vaksinasi seharusnya tidak mengecualikan pelancong internasional dari mematuhi langkah-langkah pengurangan risiko perjalanan lainnya."

Baca Juga: Kasus infeksi corona di Indonesia bertambah 14.224 orang pada Sabtu (16/1)

Didier Houssin, ketua panel, mengatakan bahwa saat ini ada perbedaan besar di antara negara-negara tentang pengujian, karantina dan larangan perjalanan, yang menyebabkan dunia "sedikit lumpuh, sedikit bingung".

Nasihat Houssin kepada WHO adalah mengambil langkah tegas untuk menghasilkan pedoman yang jelas dan pedoman berbasis ilmiah tentang cara terbaik untuk memfasilitasi dan mengizinkan sirkulasi orang dengan cara yang aman melalui udara dan laut.

"Apa yang dikatakan komite adalah 'saat ini', bukti ilmiah tidak lengkap, tidak ada cukup vaksin dan oleh karena itu kita tidak boleh melakukannya sekarang dan membuat pembatasan yang tidak perlu," jelas Mike Ryan, Ahli Darurat Utama WHO. 

"Jadi kami berusaha melindungi ruang perjalanan dan memastikan ekonomi tidak sepenuhnya terisolasi," tambahnya.

Baca Juga: Bahas varian baru virus corona yang lebih menular, WHO adakan pertemuan lebih awal

Reuters memberitakan, Inggris memperketat kontrol perbatasan mulai Senin untuk memblokir varian baru Covid-19 dengan menangguhkan semua pengaturan "koridor perjalanan" yang berarti kedatangan dari beberapa negara tidak memerlukan karantina.

Panel WHO mendesak negara-negara untuk memantau varian virus seperti yang diidentifikasi oleh Inggris dan Afrika Selatan untuk menilai efek pada kemanjuran vaksin, obat-obatan dan tes diagnostik.

Baca Juga: Penerima vaksin Covid-19 diusulkan dapat sertifikat dan bisa jadi syarat bepergian

Mereka juga menyerukan untuk mempromosikan transfer teknologi kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan potensi kapasitas untuk mempercepat produksi global vaksin Covid-19.

Panel WHO juga bilang, penelitian lebih lanjut juga diperlukan pada hal-hal yang tidak diketahui tentang kemanjuran vaksinasi Covid-19 pada penularan, durasi perlindungan terhadap penyakit parah dan infeksi tanpa gejala, serta durasi kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi, dan perlindungan setelah mendapatkan satu dosis vaksin.

Selanjutnya: Uji klinis fase III belum kelar, BPOM beberkan alasan penggunaan vaksin Sinovac




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×