kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO tak sarankan bukti vaksin Covid-19 jadi syarat perjalanan, ini alasannya


Senin, 18 Januari 2021 / 08:41 WIB
WHO tak sarankan bukti vaksin Covid-19 jadi syarat perjalanan, ini alasannya
ILUSTRASI. WHO pada hari Jumat (15/1/2021) tidak menyarankan bukti vaksinasi Covid-19 atau kekebalan sebagai syarat untuk perjalanan internasional. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Nasihat Houssin kepada WHO adalah mengambil langkah tegas untuk menghasilkan pedoman yang jelas dan pedoman berbasis ilmiah tentang cara terbaik untuk memfasilitasi dan mengizinkan sirkulasi orang dengan cara yang aman melalui udara dan laut.

"Apa yang dikatakan komite adalah 'saat ini', bukti ilmiah tidak lengkap, tidak ada cukup vaksin dan oleh karena itu kita tidak boleh melakukannya sekarang dan membuat pembatasan yang tidak perlu," jelas Mike Ryan, Ahli Darurat Utama WHO. 

"Jadi kami berusaha melindungi ruang perjalanan dan memastikan ekonomi tidak sepenuhnya terisolasi," tambahnya.

Baca Juga: Bahas varian baru virus corona yang lebih menular, WHO adakan pertemuan lebih awal

Reuters memberitakan, Inggris memperketat kontrol perbatasan mulai Senin untuk memblokir varian baru Covid-19 dengan menangguhkan semua pengaturan "koridor perjalanan" yang berarti kedatangan dari beberapa negara tidak memerlukan karantina.

Panel WHO mendesak negara-negara untuk memantau varian virus seperti yang diidentifikasi oleh Inggris dan Afrika Selatan untuk menilai efek pada kemanjuran vaksin, obat-obatan dan tes diagnostik.

Baca Juga: Penerima vaksin Covid-19 diusulkan dapat sertifikat dan bisa jadi syarat bepergian

Mereka juga menyerukan untuk mempromosikan transfer teknologi kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan potensi kapasitas untuk mempercepat produksi global vaksin Covid-19.

Panel WHO juga bilang, penelitian lebih lanjut juga diperlukan pada hal-hal yang tidak diketahui tentang kemanjuran vaksinasi Covid-19 pada penularan, durasi perlindungan terhadap penyakit parah dan infeksi tanpa gejala, serta durasi kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi, dan perlindungan setelah mendapatkan satu dosis vaksin.

Selanjutnya: Uji klinis fase III belum kelar, BPOM beberkan alasan penggunaan vaksin Sinovac



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×