kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO: Varian Delta bisa jadi varian dominan dalam beberapa bulan ke depan


Rabu, 14 Juli 2021 / 13:51 WIB
WHO: Varian Delta bisa jadi varian dominan dalam beberapa bulan ke depan
ILUSTRASI. Kerabat berdiri di samping tiang yang terbakar dari seorang pria yang meninggal karena COVID-19 selama kremasi di krematorium di Srinagar, India, Selasa (25/5/2021). REUTERS/Danish Ismail.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Empat varian virus corona baru yang masuk kategori variant of concern (VOC) menunjukkan peningkatan penularan. Varian Delta dalam dua bulan terakhir memperlihatkan transmisibilitas yang lebih tinggi dari VOC lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, varian Delta yang pertama kali ditemukan di India sekarang telah terdeteksi di setidaknya 111 negara, bertambah 15 negara dari pekan sebelumnya.

"Transmisibilitas varian Delta meningkat berarti kemungkinan akan menjadi varian dominan secara global selama beberapa bulan mendatang," kata WHO dalam Pembaruan Epidemiologis Mingguan tentang COVID-19 yang rilis Selasa (13/7)

Menurut WHO, kemunculan varian yang lebih menular, ditambah pelonggaran pembatasan, peningkatan mobilitas, dan cakupan vaksinasi yang rendah di banyak negara terus berkontribusi terhadap lonjakan cepat kasus COVID-19.

Selain itu, WHO menambahkan, di sebagian besar dunia, masih ada kesenjangan dalam surveilans epidemiologi, pengujian, dan genomik
pengurutan.

Baca Juga: Melonjak 44%, Indonesia masuk tiga besar negara dengan kasus COVID-19 tertinggi

"Hal tersebut membatasi kemampuan kami untuk memantau dan menilai dampak varian saat ini dan masa depan secara tepat waktu," sebut WHO.

Organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini menyebutkan, kualitas bukti kemanjuran dan efektivitas vaksin saat ini terhadap varian baru yang muncul masih terbatas. 

"Meski begitu, bukti yang tersedia menunjukkan sepenuhnya vaksinasi menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan kematian untuk keempat VOC," imbuh WHO. 

Evolusi virus dan dampak fenotipik dari semua varian, termasuk kemungkinan lolos dari kekebalan, WHO menambahkan, memerlukan pemantauan ketat dan penilaian, termasuk kemungkinan kebutuhan untuk penyesuaian komposisi vaksin di masa depan, strategi vaksinasi, dan target cakupan.

Secara global, kasus varian Alpha telah dilaporkan di 178 negara, bertambah enam negara dibanding minggu sebelumnya. Lalu, kasus varian Beta terdeteksi di 123 negara, tambah tiga negara. Sementara varian Gamma menyebar di 75 negara, tambah tiga negara.

Selanjutnya: Warning WHO: Jangan mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×