Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu bahwa virus corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menjadi endemik seperti HIV. WHO memperingatkan terhadap segala upaya untuk memprediksi berapa lama itu akan terus beredar dan menyerukan "upaya besar-besaran" untuk mengatasinya.
"Penting untuk membahas hal ini: virus corona mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kita, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata pakar kedaruratan WHO Mike Ryan dalam briefing online seperti yang dikutip Reuters.
Dia menambahkan, "Saya pikir penting bagi kita untuk realistis dan saya tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang. Penyakit ini bisa menjadi masalah yang lama, atau mungkin juga tidak. ”
Baca Juga: Indonesia & Malaysia protes keras, WHO cabut imbauan sesat industri sawit
Namun, ia mengatakan dunia memiliki kendali terhadap bagaimana upaya untuk mengatasi penyakit itu, meskipun ini akan membutuhkan "upaya besar" bahkan jika vaksin ditemukan.
Lebih dari 100 vaksin potensial sedang dikembangkan, termasuk beberapa dalam uji klinis, tetapi para ahli telah menggarisbawahi kesulitan menemukan vaksin yang efektif terhadap virus corona.
Baca Juga: WHO: Sangat penting untuk mengetahui asal-usul virus corona
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan: "Lintasan ada di tangan kita, dan itu adalah urusan semua orang, dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini."
Ryan mengatakan kontrol yang sangat signifikan dari virus diperlukan untuk menurunkan penilaian risiko, yang katanya tetap tinggi di tingkat nasional, regional dan global.
Baca Juga: WHO akhirnya hapus himbauan menyesatkan soal industri sawit setelah diprotes keras
Pemerintah di seluruh dunia sedang berjuang dengan pertanyaan tentang bagaimana membuka kembali ekonomi mereka seiring masih menyebarnya virus corona. Bedasarkan perhitungan Reuters, virus ini telah menginfeksi hampir 4,3 juta orang dan menyebabkan lebih dari 291.000 kematian.
Uni Eropa mendorong untuk pembukaan kembali secara bertahap sejumlah wilayah dengan tingkat penyebaran virus terbilang rendah. Akan tetapi para ahli kesehatan mengatakan langkah itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari wabah baru.
Baca Juga: WHO Desak Kewaspadaan Ekstrem Saat Dunia Mulai Longgarkan Lockdown
Ryan mengatakan membuka perbatasan darat lebih berisiko daripada mengurangi perjalanan udara, yang merupakan “tantangan berbeda”.
“Kita perlu masuk ke dalam pola pikir bahwa akan membutuhkan waktu untuk keluar dari pandemi ini,” kata ahli epidemiologi WHO Maria van Kerkhove dalam penjelasannya.