Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Trump telah menaikkan tarif pada China menjadi 125% dari 104%, sementara juga menghentikan tarif yang lebih tinggi untuk puluhan negara lain selama 90 hari. Namun, mereka akan dikenakan tarif dasar sebesar 10%.
Langkah tersebut dirancang untuk mendorong lebih banyak manufaktur ke Amerika tetapi tindakan tersebut kemungkinan akan meningkatkan biaya produksi, demikian peringatan bank tersebut.
"Meskipun mungkin untuk memindahkan perakitan akhir ke AS, memindahkan seluruh rantai pasokan iPhone akan menjadi pekerjaan yang jauh lebih besar dan kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, jika memungkinkan," kata sebuah catatan penelitian dari bank tersebut, yang menghitung angka-angka tersebut menggunakan tarif 104%.
Para analis mengatakan bahwa biaya iPhone dapat meningkat 25% hanya karena biaya tenaga kerja yang lebih tinggi di AS. Tetapi dapat melonjak lebih tinggi jika Apple harus membayar tarif untuk setiap komponen kecil.
"Jika Apple harus membayar tarif timbal balik untuk mengimpor sub-rakitan ke AS, kami melihat total biaya iPhone meningkat 90%," para analis memperingatkan.
Baca Juga: Ekonomi Jerman Diprediksi Stagnan Bahkan Jika Trump Cabut Tarif Resiprokal
Catatan tersebut muncul beberapa hari setelah Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa jutaan pasukan manusia memasang sekrup kecil untuk membuat iPhone dan hal semacam itu akan datang ke Amerika.
Apple telah mengatakan bahwa mereka akan menghabiskan US$ 500 miliar dan mempekerjakan 20.000 staf baru di AS, meskipun sebagian besar pekerjaan tersebut diharapkan berada di bidang kecerdasan buatan.
Tarif Trump telah mendorong saham Apple anjlok dalam beberapa hari terakhir, yang membuat perusahaan tersebut kehilangan posisinya sebagai perusahaan paling berharga di dunia.
Tarif tersebut awalnya tidak hanya berdampak pada Tiongkok tetapi juga Vietnam dan India, tempat raksasa teknologi tersebut telah memindahkan sebagian produksinya dalam beberapa tahun terakhir.
Pada hari Rabu, Trump memberi isyarat bahwa ia akan menghentikan tarif yang lebih tinggi pada negara-negara tersebut.