Sumber: AP | Editor: Sanny Cicilia
LAGOS. Siapa sangka, ternyata Nigeria merupakan negara paling kaya di Afrika. Bahkan, meski 70% masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan, kekayaan Nigeria melampaui Produk Domestik Bruto (PDB) Afrika Selatan.
Kementrian Keuangan Nigera mengatakan, telah memasukkan beberapa indikator dalam PDB kali ini yang sebelumnya tidak dihitung, yaitu industri telekomunikasi, tekenologi informasi, gerai ritel termasuk online, maskapai, musik, hingga perfilman Nollywood. Semua ini tak tercatat sejak penghitungan awal PDB Nigeria di tahun 1990.
Total, dari hasil penghitungan ulang, Nigeria menyatakan, kekayaannya mencapai US$ 510 miliar. Dengan begitu, kekayaannya melampaui Afrika Selatan (Afsel) yang memiliki PDB sebesar US$ 353 miliar.
Sekadar informasi, Afsel merupakan satu-satunya negara di Afrika yang masuk dalam grup negara internasional G20.
Sumber kekayaan Nigeria atau sekitar 80% pendapatan negara berasal dari minyak. Namun, bisnis agrikultur, komunikasi, dan sektor jasa berkembang subur di negara ini. Negara yang tadinya hanya memiliki 300.000 sambungan telepon, kini memiliki 100 juta pengguna ponsel.
Menteri Keuangan Ngozi Ikonjo-Iweala mengklaim, Nigeria kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-26 dunia dengan pendapatan perkapita US$ 2.688, dan posisinya melompat dari nomor 135 ke 121.
Dia menunjuk kediktatoran militer sebagai penyebab Nigeria tak pernah bisa menghitung ulang posisi ekonomi negara. Dia bilang, negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 7% ini harus melaju sampai 10% untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran besar-besaran.
Bank Dunia menghitung, pengangguran di Nigeria mencapai 38% di tahun 2011. Namun, pasar memperkirakan, di beberapa kawasan, pengangguran di Nigeria mencapai 80%.
Namun, kemerataan kekayaan Nigeria masih jauh di bawah Afsel, yang mencatat pendapatan perkapita US$ 7.3666 untuk populasinya yang sebesar 48 juta. Meski aksi mogok pertambangan kerap melanda, ekonomi Afsel masih melaju 3,5%. Infrastruktur Afsel masih yang termaju di negara ini dengan produksi listrik 10 kali lebih besar ketimbang Nigeria.
Sementara, Nigera masih berkutat dengan korupsi dan pencurian minyak yang kabarnya merugikan negara sampai US$ 20 juta per hari. Tak ketinggalan pemberontakan Muslim di bagian Timur Laut dan kekurangan pasokan listrik sehingga kehidupan bisnis bergantung pada mesin berbahan bakar disel.