Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memutuskan BeoutQ, saluran televisi streaming Arab Saudi, telah melakukan pembajakan dan melanggar hak kekayaan intelektual. BeoutQ membajak tayangan-tayangan olahraga bergengsi seperti Liga Premier Inggris, Piala UEFA dan turnamen olahraga internasional lainnya.
Adalah jaringan televisi olahraga Qatar, beIN Media Group, yang membawa kasus ini ke WTO. beIN Media Group, yang memegang hak eksklusif untuk menyiarkan turnamen olahraga internasional ke kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dan Eropa, telah lama mengklaim BeoutQ mencuri sinyal dan menyiarkannya sebagai miliknya.
Mengutip Al Jazeera, BeoutQ mulai mengudara setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutuskan semua hubungan dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar pada Juni 2017.
Baca Juga: Selain Indonesia, negara-negara ini juga batalkan keberangkatan jemaah haji 2020
Keempat negara menuduh Qatar "mendukung terorisme" dan ikut campur dalam urusan negara tetangga. Qatar menolak semua tuduhan itu.
Tidak lama setelah blokade diberlakukan, semua saluran Sports bein dilarang di negara-negara yang memblokade dan peralatan mereka disita di Arab Saudi.
Kasus WTO, yang dibawa oleh Qatar, membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menyimpulkan.
Dalam putusannya, WTO juga menyebut Arab Saudi telah secara aktif mempromosikan dan mendukung operasi pembajakan BeoutQ. Arab Saudi dinilai telah melanggar kewajibannya berdasarkan hukum internasional untuk melindungi hak kekayaan intelektual.
Dalam putusan yang dikeluarkan Selasa (16/6), WTO memutuskan, pejabat dan entitas pemerintah Saudi, termasuk Saud Al-Qahtani, ajudan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS), secara terbuka mempromosikan BeoutQ, termasuk dengan tweet pemerintah.
Temuan WTO antara lain Arab Saudi secara aktif mempromosikan dan mendukung BeoutQ dari awal dan bahkan mensponsori beberapa pertemuan publik dengan pemutaran BeoutQ, termasuk selama Piala Dunia FIFA 2018 ketika pemerintah Saudi mengumumkan 294 penayangan pertandingan di 13 wilayah Arab Saudi.
WTO menyebutkan, Arab Saudi tidak melakukan tindakan apa pun terhadap BeoutQ selama 3 tahun, meski jelas-jelas melakukan pembajakan.
Bahkan, BeoutQ difasilitasi oleh saluran televisi milik Saudi, yang menggunakan satelit Arabsat untuk siarannya.
WTO menemukan, BeoutQ diselenggarakan pada frekuensi yang ditransmisikan oleh penyedia satelit Arabsat, sebuah entitas yang sebagian besar sahamnya dimiliki Pemerintah Saudi, dengan kantor pusatnya di Riyadh.
Hosting tersebut difasilitasi oleh Saudi Television Company LLC. Arabsat, menurut putusan WTO, juga telah mengabaikan ratusan pemberitahuan take-down dari Liga Premier, FIFA, UEFA, beIN, dan lembaga penyiaran lainnya.
Baca Juga: China: Keputusan Amerika atas Hong Kong langgar aturan WTO
Tanggapan Qatar, UEFA di Halaman Selanjutnya >>>>
Kemenangan besar
Qatar menyambut putusan WTO tersebut dan menggambarkannya sebagai "kemenangan gemilang".
"Arab Saudi, terutama karena negara ini menjadi tuan rumah G20 mendatang, untuk menghormati keputusan yang menentukan ini dan mengakhiri pencurian dan pembajakan hak-hak intelektual sekaligus," kata Ali bin Ahmed Al Kuwari, Menteri Perdagangan dan Industri Qatar.
"Mereka dapat mulai dengan mengindahkan keputusan WTO dan melakukan proses hukum yang adil, tepat waktu, dan transparan terhadap para pelaku untuk menghentikan pelecehan ini pasca-tergesa-gesa," tambahnya.
Baca Juga: Indonesia menyiapkan pengajuan panel ke WTO untuk sengketa CPO dengan Uni Eropa
David Sugden, penasihat hukum untuk beIN Media Group, juga menggambarkan putusan tersebut sebagai "kemenangan besar" bagi perlindungan hak kekayaan intelektual dan aturan hukum internasional.
"Pada dasarnya, olahraga bergantung pada perlindungan hak kekayaan intelektual dan hukum internasional dan hukum lokal untuk melindungi kepentingannya, dan sayangnya selama tiga tahun sekarang hak setiap badan olahraga telah dijalankan secara kasar oleh Arab Saudi dan penilaian ini dengan tegas mengatakan itu," katanya kepada Al. Jazeera dari London.
UEFA juga menyambut keputusan WTO dan kesimpulannya. "Yang jelas, siaran BeoutQ merupakan pembajakan pertandingan UEFA dan karenanya, adalah ilegal," demikian pernyataan UEFA.
Sementara itu, Arab Saudi menyatakan, siapa pun yang melakukan tindakan pembajakan tidak ada di dalam kerajaan.
"Arab Saudi memiliki catatan kuat untuk melindungi kekayaan intelektual dan berkomitmen untuk menerapkan hukum dan prosedur nasionalnya sepenuhnya sesuai dengan aturan WTO," bunyi pernyataan Pemerintah Arab Saudi yang dilaporkan kantor berita negara SPA.
Baca Juga: Konsumen AS ogah beli produk made in China, konsumen Tiongkok enggan beli made in USA
Minta ganti rugi US$ 1 miliar di Halaman Selanjutnya >>>>
Arbitrase
Terpisah dari kasus WTO, beIN Media Group telah membawa kasus ini ke arbitrase dan meminta ganti rugi US$ 1 miliar dari akumulasi sejak 2018 untuk serangkaian tindakan Arab Saudi yang menargetkan beIN.
Klaim arbitrase beIN diajukan pada 1 Oktober 2018, dan putusannya masih jauh.
Arab Saudi selama bertahun-tahun menyatakan bahwa BeoutQ adalah operasi jahat tanpa keterlibatan negara.
WTO meminta Arab Saudi untuk menghentikan pelanggaran hak kekayaan intelektual yang berharga.
Vonis tersebut muncul ketika Arab Saudi berupaya memainkan peran yang semakin besar di dunia olahraga dan hiburan, termasuk melalui investasi di klub-klub sepakbola.
Baca Juga: China abaikan seruan Australia untuk berunding, akan ada perang dagang baru?