Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Xi Jinping berencana menggunakan negosiasi dagang untuk menekan Donald Trump agar menyatakan bahwa AS menentang kemerdekaan Taiwan.
Melansir The Telegraph, pemimpin Tiongkok tersebut berharap dapat memanfaatkan keberhasilan perjanjian terbaru tentang masa depan TikTok di AS dan keinginan Trump untuk mengamankan kesepakatan dagang yang menguntungkan guna menekan Washington agar menghentikan dukungannya terhadap Taipei.
Keduanya telah merencanakan beberapa pertemuan dalam beberapa bulan mendatang. Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa mereka berharap dapat bertemu di sebuah pertemuan puncak ekonomi di Korea Selatan bulan depan.
Trump juga diperkirakan akan mengunjungi Beijing pada awal 2026, yang akan dipandang sebagai pencapaian diplomatik bagi Xi. Pemimpin Tiongkok tersebut akan mengunjungi Gedung Putih di kemudian hari.
Menurut sejumlah sumber kepada The Wall Street Journal (WSJ), Xi berencana memanfaatkan pertemuan-pertemuan mendatang untuk mencoba meyakinkan Trump agar menyatakan bahwa AS menentang Taiwan yang merdeka.
Tiongkok bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan memandang Selat Taiwan sepanjang 110 mil sebagai yurisdiksinya. Xi telah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan "penyatuan kembali" Tiongkok dengan Taiwan.
Baca Juga: Hasil Pembicaraan Trump-Xi Jinping: Kesepakatan TikTok Hingga Bertemu di Korsel
Hal ini telah mendorong Beijing untuk menggelar latihan perang di wilayah tersebut dan, dengan demikian, meningkatkan tekanan terhadap Taiwan secara militer, ekonomi, dan diplomatik.
Perubahan retorika ini akan menandakan perubahan haluan dalam kebijakan AS. Dalam beberapa minggu setelah Trump kembali menjabat, pemerintah AS tampaknya memperkuat dukungannya terhadap Taipei.
Departemen Luar Negeri menghapus pernyataan era Biden dari situs webnya yang menyatakan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, sebuah langkah yang dipuji oleh pemerintah Taiwan, sekaligus menegaskan AS menentang "perubahan sepihak apa pun terhadap status quo dari kedua belah pihak".
Namun, Trump memblokir bantuan militer senilai lebih dari US$ 400 juta untuk Taiwan musim panas ini di tengah negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan Tiongkok, yang menandakan potensi pergeseran di Washington.
Pada bulan Agustus, Trump mengatakan Xi telah berjanji kepadanya bahwa Tiongkok tidak akan menginvasi Taiwan selama pemerintahannya, dan menambahkan: "Tiongkok sangat sabar".
Presiden Xi telah memanfaatkan keahlian Rusia di medan perang untuk mempersiapkan potensi invasi ke Taiwan, yang menurut intelijen Barat Beijing dapat siap pada tahun 2027.
Baca Juga: Trump dan Xi Jinping Bahas Kesepakatan TikTok di Tengah Tegangan Dagang AS–China
Pada hari Jumat, terungkap bahwa dokumen yang bocor menunjukkan bahwa Moskow telah setuju untuk melatih dan memperlengkapi pasukan terjun payung Tiongkok untuk kemungkinan serangan udara di Taiwan.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Beijing akan membeli puluhan kendaraan militer dan sistem parasut untuk menjatuhkan muatan berat dari ketinggian, dengan pasukan dilatih untuk mengoperasikannya.
Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di AS, mengatakan kepada WSJ bahwa "Tiongkok dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi atau hubungan militer" antara AS dan Taiwan.
Tonton: Prabowo Bantah Trump Soal Perubahan Iklim di Debat PBB