Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
WASHINGTON. Hati-hati bagi para pengguna email Yahoo. Reuters menulis, Yahoo melakukan aksi mata-mata pada para pengguna emailnya sejak tahun 2015. Aksi pemindai ini dilakukan untuk mencari informasi spesifik yang kemudian dilaporkan ke pemerintah Amerika Serikat (AS).
Aksi ini dilakukan untuk menanggapi permintaan pemerintah AS untuk mengklasifikasi ratusan juta pengguna Yahoo. Hal ini menimbulkan perdebatan panjang di AS antara privasi digital dan keamanan nasional.
Aktivitas tersebut menurut dua sumber Reuters di pemerintahan, telah diizinkan melalui surat perintah secara rahasia oleh Foreign Intelligence Surveillance Court (FISA). "Permintaan Yahoo berada di bawah Foreign Intelligence Surveillance Act," kata sumber tersebut. Dua sumber juga mengatakan permintaan itu dikeluarkan di bawah ketentuan hukum yang dikenal sebagai Bagian 702 yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Sumber Reuters menambahkan, pengadilan FISA memberi perintah khusus dan ada kemungkinan perintah serupa untuk perusahaan telekomunikasi dan internet lainnya. Meski demikian, Yahoo membantah semua tuduhan tersebut.
Pada Rabu (5/10), Yahoo mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, informasi tersebut menyesatkan dan mail scanning yang disebut tidak ada di sistem Yahoo. Perusahaan ini enggan menjelaskan cara khusus apakah operasi tersebut sudah ada sebelumnya.
Mantan karyawan Yahoo sebagai staf keamanan kepada Reuters bilang, Yahoo telah menonaktifikan program pemindai setelah mereka menemukan itu. Alex Stamos, Mantan Karyawan Yahoo menjelaskan tidak diinstal ulang.
Sumber menambahkan, komite intelijen dari kedua majelis Kongres memberi pengawasan atas agen mata-mata AS yang kini menyelidiki urutan Yahoo secara tepat.
Pada Selasa (4/10), Edward Snowden di hadapan mahasiswa Goergetown University membocorkan dokumen rahasia National Security Agency (NSA). "Bukan program Yahoo yang menyeramkan," kata dia melalui satelit. Dia menambahkan, ini lebih berhubungan dengan keamanan cyber dimana kerap berkaitan dengan malware.
Kalau menurut Juru Bicara Kantor NSA Richard Kolko mengatakan, AS hanya menggunakan intelijen untuk keamanan nasional dan bukan untuk tujuan meninjau email atau panggilan telepon dari orang-orang biasa. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi hal tersebut.