Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden AS Donald Trump sekali lagi menyindir The Federal Reserve terkait kebijakan tingkat suku bunganya. Sindiran tersebut diungkapkan Trump dalam pidato yang sangat ditunggu-tunggu pelaku pasar pada Selasa (12/11). Sayang, dia tidak memberikan perincian terbaru tentang perkembangan perang dagang jangka panjang antara pemerintahannya dengan China.
Padahal, pelaku pasar keuangan, mulai dari saham hingga obligasi, sangat gelisah namun bersemangat untuk mendengar tentang perkembangan kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing. Namun, dalam pidatonya kemarin, Trump malah meratapi fakta bahwa Amerika Serikat memiliki suku bunga yang lebih tinggi daripada negara-negara maju lainnya. Dan ia memuji dirinya sendiri untuk ekspansi panjang perekonomian AS yang mencetak rekor.
“Ingat kita secara aktif bersaing dengan negara-negara yang secara terbuka memangkas suku bunga, sehingga banyak dari mereka yang benar-benar dibayar ketika mereka melunasi pinjaman mereka, yang dikenal sebagai bunga negatif. Siapa yang pernah mendengar hal seperti itu?” katanya kepada anggota Economic Club of New York.
Dia menambahkan, "Beri saya beberapa dari hal itu. Beri saya uang itu. Saya ingin uang itu. Federal Reserve kita tidak akan membiarkan kita melakukannya."
Baca Juga: Indeks S&P 500 dan Nasdaq menembus rekor tertinggi, pidato Trump dinanti
Melansir Reuters, The Fed telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sejak Juli. Akan tetapi, kebijakan itu mengikuti serangkaian kenaikan suku bunga sebanyak sembilan kali sejak akhir 2015. Trump telah berulang kali mencerca The Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih jauh.
Pidatonya menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu di Wall Street, di mana ada sinyal bahwa Gedung Putih dan Beijing semakin mendekati kesepakatan perdagangan yang mengarah pada hilangnya ketidakpastian yang menggerogoti ekonomi global beberapa waktu terakhir. Optimisme ini juga menghentikan reli tinggi sejumlah aset-aset aman seperti surat utang AS.
Baca Juga: Menanti kepastian politik Inggris, GBP/USD diramal masih bullish
Mengutip dari teks pernyataan yang disiapkan Trump, pemerintahannya fokus pada kinerja ekonomi AS dan pasar tenaga kerja sejak ia menjabat sebagai presiden.
Saat Trump berpidato, indeks Standard & Poor's 500 turun dari rekor tertinggi yang berhasil dicapai sebelumnya pada sesi perdagangan Selasa. Kendati demikian, indeks S&P 500 tetap naik 0,25%.