Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar yen Jepang anjlok terhadap dolar AS pada perdagangan awal Senin (6/10/2025), mencatat penurunan harian terbesar dalam lima bulan terakhir.
Pelemahan ini terjadi setelah Sanae Takaichi memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) pada akhir pekan, yang memicu ekspektasi kebijakan fiskal ekspansif di bawah kepemimpinannya dan menambah tantangan bagi Bank of Japan (BOJ).
Yen melemah 1,6% ke level 149,81 per dolar AS, penurunan terbesar sejak 12 Mei sekaligus menghapus seluruh penguatan yang terjadi selama pekan sebelumnya.
Baca Juga: Sanae Takaichi Jadi PM Perempuan Jepang, Dampak pada Yen & Saham
Terhadap euro, yen juga tertekan 1,4% ke 175,63 per euro, mendekati posisi terlemahnya sejak mata uang tunggal Eropa itu dibentuk.
“Beberapa hari ke depan akan menjadi kunci untuk melihat arah kebijakan Takaichi dan calon anggota kabinetnya,” tulis Paul Mackel, Kepala Riset Valas Global HSBC, dalam catatan risetnya.
“Kami melihat ruang bagi yen untuk pulih, tetapi ketidakpastian kebijakan domestik membatasi potensi penguatannya,” tambahnya.
Takaichi, mantan Menteri Urusan Dalam Negeri dan Keamanan Ekonomi, dikenal memiliki agenda ekonomi ekspansioner.
Kemenangannya menempatkan dirinya di jalur menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Baca Juga: Yen Anjlok Usai Kemenangan Sanae Takaichi, Pasar Bertaruh pada Stimulus Fiskal Baru
Agenda fiskal Takaichi membuat pasar menurunkan ekspektasi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga oleh BOJ bulan ini.
“Kemenangan Takaichi kemungkinan akan melemahkan yen,” ujar Mahjabeen Zaman, Kepala Riset Valas ANZ di Sydney.
“Ada ketidakpastian politik dan fiskal jangka pendek, dan BOJ mungkin akan lebih berhati-hati meski data ekonomi mendukung sikap yang lebih hawkish,” katanya.
Obligasi pemerintah Jepang bertenor panjang juga tertekan, dengan imbal hasil obligasi 40 tahun melonjak 12 basis poin ke 3,529%.
Berdasarkan pasar swap yen, peluang kenaikan suku bunga BOJ hingga Desember turun menjadi 41% dari sebelumnya 68% pada Jumat.
“Kita sedang berada di tengah badai,” ujar Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group di Melbourne.
“Jika pasar melihat kebijakan Takaichi mengarah ke ‘Abenomics versi ringan’, minat investor terhadap obligasi Jepang bisa melemah.”
Baca Juga: Indeks Nikkei Cetak Rekor Usai Sanae Takaichi Menang Pemilu LDP
Sementara itu, dengan banyak pasar Asia tutup karena libur, indeks dolar AS melemah 0,1% ke 98,029.
Dolar AS telah melemah terhadap sebagian besar mata uang utama sepanjang tahun ini seiring pelaku pasar menilai dampak kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump dan tekanannya terhadap independensi Federal Reserve.
Pasar kini memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober mendatang, dengan probabilitas mencapai 94,6% menurut CME FedWatch Tool.
Di sisi lain, euro melemah tipis ke US$1,1723 setelah Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu menunjuk Roland Lescure, sekutu dekat Presiden Emmanuel Macron sebagai Menteri Keuangan.
Baca Juga: Sanae Takaichi Menang! Perempuan Pertama Calon Perdana Menteri Jepang
Dolar Selandia Baru (kiwi) naik tipis 0,1% ke US$0,5834 menjelang pertemuan bank sentral RBNZ pada Rabu, sementara dolar Australia diperdagangkan di US$0,6607. Pound sterling melemah 0,2% ke US$1,3449.
Yuan offshore China tercatat stabil di 7,14 per dolar, turun 0,1% pada perdagangan awal.