Sumber: Arab News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (5/3) menyatakan apresiasinya terhadap kesediaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menandatangani kesepakatan mineral dengan AS serta membuka pembicaraan damai dengan Rusia.
Pernyataan ini disampaikan Trump dalam pidato di hadapan Kongres AS, di mana ia mengungkapkan bahwa Zelensky telah mengirimkan surat kepadanya pada hari yang sama.
Dalam unggahan di platform X, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap untuk menandatangani perjanjian tersebut dan memulai pembicaraan damai. Ia juga menyebut pertemuan Oval Office yang berlangsung pekan lalu sebagai suatu hal yang "disayangkan," setelah perundingan terkait kesepakatan sempat tertunda.
Kesepakatan Mineral antara AS dan Ukraina
Menurut empat sumber yang mengetahui perkembangan ini, pemerintahan Trump dan Ukraina berencana menandatangani kesepakatan mineral dalam waktu dekat.
Baca Juga: Ini Penyebab Donald Trump Usir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dari Gedung Putih
Trump sendiri dikabarkan telah menyampaikan kepada para penasihatnya bahwa ia ingin mengumumkan perjanjian tersebut dalam pidatonya di Kongres. Namun, tiga sumber lainnya menegaskan bahwa perjanjian tersebut masih belum ditandatangani dan bisa mengalami perubahan.
Trump menyatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam negosiasi ini. Dalam pidatonya, ia mengutip surat Zelensky yang menyatakan bahwa Ukraina siap untuk duduk di meja perundingan secepat mungkin demi mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Zelensky juga disebut menghargai dukungan Amerika Serikat dalam menjaga kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.
Rincian Kesepakatan dan Dampaknya
Trump menekankan bahwa kesepakatan mineral ini akan membantu mewujudkan perdamaian dengan memberikan kepentingan finansial bagi AS dalam masa depan Ukraina.
Kesepakatan ini dinilai sebagai cara bagi Amerika untuk mendapatkan kembali sebagian dari puluhan miliar dolar yang telah diberikan kepada Ukraina dalam bentuk bantuan finansial dan militer sejak Rusia menginvasi negara itu tiga tahun lalu.
Baca Juga: Kebijakan Trump Gegerkan AS! 443 Gedung Pemerintah Dilego, Termasuk Markas FBI
Menurut informasi yang beredar, rancangan perjanjian yang semula akan ditandatangani pekan lalu tidak mencakup jaminan keamanan eksplisit bagi Ukraina. Namun, perjanjian ini memberikan akses bagi AS terhadap pendapatan dari sumber daya alam Ukraina.
Selain itu, perjanjian ini juga mengatur agar pemerintah Ukraina menyumbangkan 50 persen dari monetisasi sumber daya alam negara untuk dana investasi rekonstruksi yang dikelola bersama oleh AS dan Ukraina.
Tanggapan dari Pihak Berwenang dan Eropa
Para pejabat AS dilaporkan telah berbicara dengan pejabat Ukraina untuk mendorong Zelensky agar tetap menandatangani kesepakatan tersebut, meskipun terjadi ketegangan dalam pertemuan di Gedung Putih pekan lalu.
Bahkan, menurut salah satu sumber, para pejabat AS telah meminta penasihat Zelensky untuk membujuknya agar meminta maaf secara terbuka kepada Trump.
Dalam sebuah wawancara dengan wartawan pada Senin (4/3), Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tetap terbuka untuk menandatangani perjanjian ini. "Negara ini telah mendukung mereka dalam suka dan duka. Kami telah memberikan lebih banyak daripada Eropa, dan seharusnya Eropa yang memberikan lebih banyak dari kami," ujar Trump.
Baca Juga: Donald Trump Tutup Keran Bantuan Militer ke Ukraina, Begini Respons Rusia
Sementara itu, Prancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya dilaporkan telah menawarkan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika gencatan senjata tercapai. Namun, mereka meminta adanya dukungan dari AS atau jaminan perlindungan. Rusia sendiri telah menolak gagasan penempatan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina.
Daniel Fried, mantan pejabat senior Gedung Putih dan Duta Besar AS untuk Polandia, menilai bahwa meskipun negosiasi kesepakatan mineral ini berjalan dengan penuh tantangan, hasilnya bisa menjadi kemenangan besar bagi Trump.
Ia menyoroti bahwa Trump dapat mengklaim keberhasilan dalam membuat Eropa lebih aktif dalam isu keamanan Eropa, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Dengan adanya potensi perjanjian ini, masa depan hubungan AS-Ukraina dan dinamika konflik Rusia-Ukraina masih terus menjadi perhatian dunia internasional. Kesepakatan ini tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga berpotensi memengaruhi strategi geopolitik di kawasan tersebut.