kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba industri di China tumbuh 21%


Kamis, 28 Juni 2018 / 06:06 WIB
Laba industri di China tumbuh 21%
ILUSTRASI. Bursa Hong Kong HKEX Hang Seng


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kondisi ekonomi China yang dibayangi perlambatan lantaran terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), ternyata masih dalam koridor positif.

Biro Statistik China mencatat, profit perusahaan industrial China per Mei 2018 menunjukkan peningkatan cukup tajam sebesar 21,1% menjadi 607,1 miliar yuan atau US$ 92 miliar. Ini sedikit turun jika dibanding pertumbuhan April 2018 yang sebesar 21,9%.

Dalam lima bulan pertama di 2018, industri China membukukan laba 2,73 yuan atau meningkat 16,5% dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut lebih besar dibanding empat bulan pertama tahun 2018 yang hanya naik 15%.

Pejabat Biro Statistik China He Ping mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keuntungan yang melonjak di bulan Mei 2018 didorong oleh kenaikan harga jual dan biaya operasional yang lebih rendah. Ini didukung oleh kenaikan inflasi harga dalam dua bulan berturut-turut menjadi 4,1%.

"Pertumbuhan laba didukung oleh industri alat berat, pengolahan logam besi, bahan kimia serta minyak dan gas bumi," ujar He Ping seperti dikutip Reuters.

Keuntungan perusahaan di industri komputer, telekomunikasi dan elektronik naik 1,9% secara tahunan pada periode Januari-Mei. Sektor tersebut pulih setelah mencatat kerugian hingga April 2018.

Banjir likuiditas

Beberapa analis mengatakan pertumbuhan laba yang kuat mencerminkan pemulihan produksi dari pelonggaran kebijakan polusi yang keras hingga telah menutup produksi di banyak pabrik.

"Kami berpendapat bahwa pertumbuhan lab sebagian besar merupakan pemulihan dari pengurangan pencemaran, yang dalam angka-angka kami mengakibatkan perlambatan signifikan dalam produksi industri selama musim dingin," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics.

Meski begitu Julian melihat tidak cukup sentimen untuk mengharapkan hal itu terus berlanjut." Dalam pandangan kami, prospek jangka menengah masih belum bagus," katanya.

Beijing saat ini berusaha untuk menjalankan strategi di antara dukungan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi risiko keuangan, dengan membuat kebijakan menggelontorkan lebih banyak dana pinjaman dengan cara memotong tingkat cadangan yang diperlukan bagi bank sebanyak dua kali sejak April.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×