kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Bisik-Bisik Sumber: Serangan Militer China Semakin Dekat ke Taiwan


Kamis, 16 Mei 2024 / 08:18 WIB
Bisik-Bisik Sumber: Serangan Militer China Semakin Dekat ke Taiwan
ILUSTRASI. Menurut laporan pemerintah Taiwan, militer China telah berlayar dan terbang lebih dekat ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir dibandingkan sebelumnya. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Menurut laporan pemerintah Taiwan, militer China telah berlayar dan terbang lebih dekat ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir dibandingkan sebelumnya. Militer China juga melancarkan serangan tiruan terhadap kapal asing menjelang pelantikan presiden berikutnya di pulau itu pada Senin (20/5/2024). 

Berdasarkan laporan Reuters, Taiwan akan melantik presiden barunya, Lai Ching-te, ketika Beijing meningkatkan tekanan militer dan politik untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan.

Sejak akhir April, semakin banyak pesawat dan kapal militer China yang melakukan latihan sehingga membuat Taiwan khawatir. Berdasarkan penuturan dua pejabat Taiwan dan laporan internal yang diulas oleh Reuters, ini termasuk pendekatan jarak dekat ke zona tambahan pulau itu, yang berjarak 24 mil laut (44 km) lepas pantai Taiwan.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Po Horng-huei kepada wartawan pekan lalu, Taiwan telah mengantisipasi peningkatan aktivitas militer China. 

Sebelumnya, Reuters melaporkan secara eksklusif pada hari Senin bahwa Taiwan dan Angkatan Laut AS mengadakan latihan yang tidak dipublikasikan pada bulan April.

Pada Selasa malam, 15 pesawat Tiongkok, termasuk jet Su-30, melintasi garis tengah dan memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Menurut kementerian pertahanan Taiwan, militer China melakukan patroli kesiapan tempur bersama bersama dengan kapal perang.

Beberapa dari pesawat tersebut melakukan simulasi serangan terhadap kapal asing yang memasuki Selat Taiwan selatan atau Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina, kata salah seorang pejabat keamanan senior, mengutip informasi intelijen yang dikumpulkan oleh Taiwan.

Baca Juga: China-Taiwan Tegang, Jerman Kirim Dua Kapal Perang ke Indo-Pasifik

“Mereka seperti lalat yang mendengung di atas kami setiap hari,” kata pejabat tersebut, seraya mencatat perubahan dalam pola penerbangan, skala dan frekuensi.

Kementerian Pertahanan Tiongkok dan Kantor Urusan Taiwan tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.

Pada tanggal 11-12 Mei, sekitar 10 kapal China, termasuk fregat dan kapal penjaga pantai, terlihat di dekat Taiwan dan beberapa mendekati zona tambahan Taiwan.

Menurut dua pejabat Taiwan kepada Reuters, China biasanya hanya mengirimkan empat atau lebih kapal dalam satu waktu di dekat pulau itu.

“Namun sejak akhir April mereka menjadi semakin provokatif,” kata pejabat senior keamanan.

Belasan jet tempur China, termasuk J-16 dan J-10, telah melintasi garis tengah Selat Taiwan sejak akhir April, dan beberapa berputar di dekat zona tambahan Taiwan; mereka dilacak oleh radar pertahanan udara dan diusir oleh pesawat Taiwan, menurut laporan pemerintah.

Baca Juga: China Diduga Bangun Pulau Buatan, Filipina Kirim Kapal ke Laut China Selatan

Lai sangat tidak disukai oleh Beijing, yang memandangnya sebagai "separatis berbahaya" dan telah menolak tawaran perundingan dengan Tiongkok yang berulang kali dilakukan Lai. 

Dia telah menjadi wakil presiden selama empat tahun terakhir dan akan mengambil alih jabatan Presiden Tsai Ing-wen.

Pada hari Selasa, Lai kembali menawarkan pembicaraan dengan Beijing dan berjanji untuk menjaga perdamaian di selat tersebut.

“Ironisnya adalah ketika presiden baru berjanji untuk menjamin status quo, Beijing merespons dengan menghancurkan status quo,” kata pejabat senior keamanan tersebut.




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×