Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - COLORADO. Produsen sepatu Crocs Inc berencana menutup pabriknya di Italia dan Meksiko pada akhir tahun 2018. Ini adalah dua pabrik terakhir Crocs.
Tapi, seperti dikutip dari CBS News, perusahaan sepatu clog beraneka warna ini akan tetap memproduksi sepatu dan sandal. Hanya saja, perusahaan menggunakan jasa outsourcing pabrik lain.
"Banyak orang menafsirkan, Crocs tidak akan lagi membuat dan menjual sepatu. Justru sebaliknya, Crocs akan terus berinovasi, merancang, dan memproduksi sepatu paling nyaman di planet ini. Kami menyederhanakan bisnis dan mengalihkan produksi ke pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas produksi kami," tulis Crocs dalam rilis resminya, Kamis sore waktu setempat (9/8).
Crocs yang memproduksi sepatu berbahan Croslite, bukan karet ataupun plastik ini, juga mengatakan, akan menutup sejumlah gerai tak produktif dan lebih fokus mengembangkan penjualan online.
Crocs masih mencatat kinerja yang kuat. Pada periode kuartal II yang berakhir 30 Juni lalu, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan 4,7% year on year menjadi US$ 328 juta.
Margin kotornya naik 110 basis poin menjadi 55,3%. Sedangkan laba bersihnya mencapai US$ 30,4 juta, melompat 68% dari periode kuartal II 2017 yang tercatat US$ 18,1 juta.
Pada pengumuman resminya, Crocs juga mengganti CFO Carrie Teffner per Agustus ini, tapi akan berlaku pada April 2019 mendatang.
Sam Poser, Analis Susquehanna Financial Group menilai, langkah ini memudahkan Crocs jika ingin mengganti lini produk dan merespons permintaan pelanggan. Bahkan, cara ini pun yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Nike.
Wall Street terlihat menyukai ide Crocs. Sahamnya di bursa Nasdaq naik 3,8% menjadi US$ 18,96 pada perdagangan Kamis. Crocs pernah menyentuh harga terendahnya pada April 2017 di posisi US$ 6,23 per saham.
