kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,06   6,46   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daewoo Shipbuilding dibailout US$ 2,6 miliar


Kamis, 23 Maret 2017 / 13:17 WIB
Daewoo Shipbuilding dibailout US$ 2,6 miliar


Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia

SEOUL. Sejumlah bank pelat merah Korea Selatan siap mengucurkan dana talangan US$ 2,6 miliar atau sekitar KRW 2,9 triliun untuk mem-bailout perusahaan galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd. Perusahaan ini merugi dari proyek-proyek offshore dan tak memiliki uang untuk membayar utang.

Tanpa suntikan dana talangan tersebut, Daewoo Shipbuilding tak akan bisa menebus obligasi KRW 940 miliar yang jatuh tempo tahun ini. Diawali dengan notes senilai KRW 440 miliar yang sudah harus dibayar April mendatang. 

"Kekurangan likuiditas akan terjadi April, dan tanpa bantuan dana tambahan, Daewoo Shipbuilding tidak bisa memenuhi kewajiban dan akan bangkrut," kata Financial Services Commission (FSC), Kamis (23/3).

Bank yang menyalurkan kredit segar untuk Daewoo harus mengalokasikan pencadangan atau provisi kredit macet KRW 14 triliun. FSC mengatakan, perekonomian Korsel masih bisa menahan pukulan kehilangan KRW 48,4 triliun akibat Daewoo jika mengajukan kebangkrutan tahun ini. 

Para kreditur juga terpaksa menyepakati restrukturisasi pahit. Pemegang obligasi korporasi harus rela menerima 50% utangnya dikonversi menjadi saham, dan sisanya jatuh tempo tiga tahun lagi.

Dua bank kreditur, Korea Development Bank (KDB) dan Export-Impor Bank of Korea malah menerima 100% debt-to-equity atas unsecured loans senilai KRW 1,6 triliun sebelumnya. Uang ini di luar bailout KRW 2,9 triliun yang akan mereka kucurkan.  

Daweoo, bersama dengan Hyundai Heavy Industries dan Samsung Heavy Industries merupakan pembuat kapal top di Korsel, dan menjadi perusahaan kebanggaan Negeri Ginseng tersebut.

Namun, kinerja keuangan merah di tahun 2015 seiring dengan penurunan komoditas, volume perdagangan global, yang memaksa ketiganya memangkas biaya dan menjual aset.

Dari ketiganya, keuangan Daewoo yang paling parah, dengan kerugian rekor di tahun 2015 sebesar KRW 3,3 triliun. 

Terlambatnya pembayaran proyek offshore permintaan Songangol EP Angola, serta permintaan proyek yang tidak setinggi perkiraan, mengeringkan duit Daewoo tahun lalu. 

Jika bangkrut, sebanyak 50.000 orang akan kehilangan pekerjaan dan sekitar 1.300 sub-kotraktor Daewoo ikut terpukul. 




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×