kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengamati & menawar benda seni dari smartphone


Sabtu, 24 Desember 2016 / 12:35 WIB
Mengamati & menawar benda seni dari smartphone


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Adi Wikanto

NEW YORK. Media sosial banyak memiliki manfaat. Salah satunya adalah wahana mempromosikan karya-karya benda seni. Mantan dealmaker dari Christie's, Brett Gorvy, termasuk salah satu yang gemar mempromosikan barang dagangannya lewat Instagram. Sebuah lukisan petinju Sugar Ray Robinson karya Jean Michel Basquiat laku dijual Gorvy seharga US$ 24 juta hanya dalam tempo dua hari setelah ia mengunggah foto lukisan tersebut di akun Instagramnya.

Sebulan lalu, sesaat sebelum pesawat yang ditumpanginya lepas landas dari New York, Brett Gorvy, mantan chairman dan dealmaker andal dari balai lelang Christie's, mengunggah sejumlah lukisan petinju Sugar Ray Robinson karya Jean Michel Basquiat di akun Instagramnya. Saat Gorvy mendarat di Hong Kong, 16 jam kemudian, dia mendapati tiga buah pesan di akun media sosialnya dari klien yang menanyakan keberadaan lukisan Basquiat tersebut.

Salah satu klien pun segera mengajukan tawaran pembelian lukisan kanvas Robinson yang dibuat Basquiat tahun 1982. Dua hari kemudian, transaksi pembelian akhirnya disepakati pada harga US$ 24 juta. Jumlah tersebut bernilai tiga kali lipat dari harga transaksi lukisan itu pada tahun 2007 silam senilai US$ 7,3 juta di balai lelang.

"Kondisi ini membuktikan bagaimana kekuatan media sosial dan transformasi cara konsumen benda seni membelinya," tutur Gorvy, yang baru saja mengundurkan diri dari Christie's pada bulan ini, seperti diwartakan Bloomberg, Kamis (22/12).

Akses informasi adalah hal berharga di pasar seni. Dan kini, media sosial memiliki peran yang kian berkembang dalam pasar benda seni tersebut. Kolektor sekaligus pedagang komoditas, Andy Hall, juga aktif menggunakan Instagram. Miliarder asal Jepang Yusaku Maezawa mengumumkan pembelian US$ 57,3 juta lukisan karya Basquiat yang diunggah di sebuah akun Instagram pada Mei lalu.

Adapun bintang pop Korea Selatan (K-Pop) yang memiliki nama beken T.O.P, dari grup BigBang, sukses membantu balai lelang Sotheby's menggelar acara lelang pada 3 Oktober lalu di Hong Kong dengan total transaksi US$ 17,4 miliar. Seperti diberitakan CNN, 4 Oktober silam, T.O.P., yang memiliki jumlah pengikut 6,3 juta di akun Instagramnya, didaulat menjadi guest curated pada acara lelang Sotheby's itu.

Kesuksesan T.O.P. membantu Sotheby's tidak lepas dari peningkatan daya beli kelompok milenial di Asia, yang tentu saja melek media sosial. Penelitian Boston Consulting Group menyebutkan, di China, tingkat konsumsi orang berusia 1830 tahun meningkat 15% per tahun. Kenaikan itu dua kali lebih tinggi dari konsumen yang berusia 35 tahun ke atas.

Yuki Terase, spesialis seni kontemporer Asia di Sotheby's Hong Kong, menyatakan, sebanyak 40% klien baru yang bertransaksi di Asia adalah golongan muda berusia di bawah 40 tahun. "Ini merupakan fenomena signifikan yang kami saksikan di Asia, yang akan mempengaruhi seluruh karya seni," tutur Terase.

Instagram yang kini berada di bawah kendali Facebook Inc didirikan pada tahun 2010. Sejak awal, Instagram dirancang sebagai aplikasi pertemanan di media sosial untuk berbagi koleksi foto dan video.




TERBARU

[X]
×