kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengubah model penyewaan film konvensional ke digital (3)


Kamis, 01 Maret 2018 / 14:33 WIB
Mengubah model penyewaan film konvensional ke digital (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Wilmot Reed Hastings Jr


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Perusahaan pertama yang dibangun Wilmot Reed Hastings tidak berjalan lancar. Setelah diakuisisi Rational Software di 1997, Reed pun mengundurkan diri dari Pure Atria. Ia beralih ke bisnis lain yakni bisnis penyewaan film bermodel bisnis konvensional bersama rekannya. Berawal dari pengalaman pribadi dalam menyewa film, Reed menciptakan model bisnis baru di Netflix yang dapat memudahkan pelanggan dalam menyewa film tanpa denda keterlambatan.

Bisnis awal yang dirintis Wilmot Reed Hastings Jr. ternyata tak langgeng. Proses merger perusahaan yang didirikan Reed yakni Pure Software dengan Atria Software tidak berjalan lancar. Padahal, tujuan awal merger itu untuk meningkatkan penjualan.

Wall Street Journal melaporkan, ada masalah dalam proses penggabungan strategi penjualan yang menyebabkan kepala penjualan dari dua perusahaan tersebut mengundurkan diri. Meski begitu bisnis tetap jalan.

Pada tahun 1997 Pure Atria yang merupakan perusahaan hasil merger, diakuisisi oleh Rational Software. Reed, ditunjuk sebagai kepala bagian teknikal. Namun pasar menanggapi negatif aksi korporasi ini sehingga membuat harga saham kedua perusahaan tersebut langsung anjlok hingga 42%. Bahkan Reed merasa tidak cocok dan tidak lama dari itu mengundurkan dari perusahaan tersebut.

Itulah titik balik bisnis Reed. Butuh dua tahun untuk memikirkan bagaimana memulai bisnis kembali dan menghindari masalah yang sama terjadi di bisnis barunya nanti.  

Mulailah di tahun 1997, Reed bersama rekannya Marc Randolph merintis bisnis baru di sektor penyewaan film yang dikirim melalui surat. Ide awal bisnis ini timbul saat Reed pernah harus membayar denda hingga US$ 40 karena telat mengembalikan sebuah film yang dia sewa di sebuah toko penyewaan film.

Dari sana, dia mulai berpikir untuk mengubah bisnis model konvensional dengan menyediakan layanan penyewaan tanpa harus susah payah mengembalikan dan mengambil film ke toko fisik. Dengan membayar US$ 30-US$ 40 per bulan, pelanggan dapat menyewa film selama sebulan penuh tanpa harus membayar denda apapun.




TERBARU

[X]
×