kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Starbucks dan Burger King terseret skandal makanan


Selasa, 22 Juli 2014 / 13:44 WIB
Starbucks dan Burger King terseret skandal makanan
ILUSTRASI. Cara Download Goddess of Victory: Nikke PC yang Bukan Emulator, Lengkap Link Resminya


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Skandal makanan beracun di China menyebar dengan cepat. Bahkan skandal ini turut menyeret gerai kopi ternama AS Starbucks dan restoran cepat saji Burger King Worldwide.

Sebelumnya pada Senin (21/7) kemarin, induk McDonald's dan KFC yakni Yum Brands, meminta maaf kepada pelanggan mereka di China. Langkah ini dilakukan setelah muncul skandal bahwa Shanghai Husi Food, unit dari OSI Group yang berbasis di AS, telah menyuplai daging sapi dan daging ayam yang sudah kadaluarsa ke restoran mereka.

Pada hari ini, Starbucks juga mengaku bahwa sejumlah gerai mereka juga menjual produk daging ayam yang sudah terkontaminasi dari Shanghai Husi. Shanghai Husi merupakan perusahaan yang ditutup paksa oleh pemerintah China setelah laporan televisi menunjukkan staf karyawannya menggunakan daging yang sudah kadaluarsa dan memungut daging yang sudah jatuh ke lantai untuk dicampur dalam produk yang dijual.

McDonald's mengatakan, daging dari suplier telah dijual ke sejumlah cabang di Jepang di mana daging tersebut digunakan untuk bahan baku nuget.

Sementara, Burger King dan Dicos mengatakan pihaknya tidak akan lagi bekerjasama dengan Shanghai Husi di outlet mereka.

Keamanan makanan saat ini menjadi isu utama bagi konsumen China setelah skandar 2008 melibatkan susu terkontaminasi melamin yang menyebabkan enam bayi meninggal dunia dan ribuan bayi lainnya sakit.

Kemudian, skandal makanan lain juga menerpa daging dan industri susu beberapa tahun berikutnya. Tak pelak, banyak warga China yang memilih untuk membeli merek asing yang menawarkan standar keamanan lebih tinggi.




TERBARU

[X]
×