kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Suku bunga Australia diprediksi turun


Jumat, 05 Desember 2014 / 09:55 WIB
Suku bunga Australia diprediksi turun
Abdur Rahman Irsyadi, Praktisi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Sanny Cicilia

SYDNEY. Banyak pihak telah memprediksi Bank Sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) bakal melanjutkan pemangkasan suku bunga karena perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru. Goldman Sachs Group Inc dan Deutsche Bank AG merupakan dua institusi yang meramal hal tersebut bakal terjadi. 

Goldman dan Deutsche Bank berharap, RBA akan memangkas lagi suku bunga pada tahun depan menjadi 2% dari sebelumnya 2,5%. Padahal dengan bunga sekarang, Australia sudah mengukir rekor suku bunga terendah.

Seperti diberitakan Bloomberg, Rabu (3/12), prediksi Goldman dan Deutsche mengacu pada pengumuman angka pertumbuhan ekonomi Australia yang jauh dari harapan. Pada kuartal ketiga tahun ini, Australia hanya mampu mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%.

Asal tahu saja, berdasarkan catatan www.tradingeconomics.com, dengan mengutip data dari Australia Bereau of Statistic, pertumbuhan ekonomi Australia selama periode 1959 sampai 2014 rata-rata sebesar 0,88%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi Australia sebesar 4,50% dicapai pada kuartal pertama tahun 1976.

Sedangkan pada kuartal kedua tahun 1974, Australia membukukan pertumbuhan minus 2%. Angka ini sekaligus menjadi sejarah terburuk di Australia.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Australia pun tengah menghadapi tekanan. "Pertumbuhan ekonomi yang rendah karena lesunya bisnis pertambangan, konsumsi, serta perumahan," ujar Tim Toohey, Kepala Ekonomi dan Strategi Goldmand Sachs di Merbourne seperti dikutip Bloomberg.

Penurunan harga bijih besi betul-betul memukul perekonomian Australia. Sebab, produk komoditas ini menyumbang seperlima dari pendapatan ekspor Australia.

James Mclntyre dari Macquaire Group Ltd memperkirakan, Australia perlu menggelontorkan lebih banyak stimulus pada tahun depan. "Saya melihat Bank Sentral Australia akan memangkas pertumbuhan ekonomi lagi pada tahun depan," ucap Mclntyre.

Mclntyre kini mempertanyakan, apakah Bank Sentral Australia akan menggelontorkan stimulus pada akhir tahun ini, atau awal tahun depan.\

Dalam pertemuan terakhir, Bank Sentral Australia masih tetap optimistis akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini. Namun kebijakan itu sendiri akan dikaji ulang pada pertemuan dewan gubernur yang akan berlangsung pada 3 Februari 2015 mendatang,

Bank Sentral Australia telah berupaya keras mendorong belanja konsumen dan perusahaan untuk mengimbangi jatuhnya investasi pertambangan. Perusahaan-perusahaan di Australia juga telah memutuskan tidak melakukan ekspansi. 

Mereka lebih memilih membagikan sedikit hasil keuntungannya menjadi dividen kepada investor, ketimbang berinvestasi. Toyota Motor Corp. misalnya, mengumumkan akan berhenti memproduksi mobil di Australia.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×