Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
WASHINGTON. Peningkatan suku bunga acuan The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) semakin dekat. Sinyal ini ditunjukkan oleh lonjakan penambahan pekerja non sektor pertanian.
Bulan lalu, perusahaan-perusahaan non pertanian menambah 321.000 pegawai. Angka ini jauh melampaui proyeksi paling optimistis. Meski penambahan pekerja melebihi prediksi, tingkat pengangguran AS tetap bertahan di level 5,8%.
Neil Dutta, Kepala Ekonom Renaissance Macro Research LLC mengatakan, The Fed jauh lebih tergantung pada data ketimbang prediksi pasar dan The Fed akan menaikkan suku bunga lebih cepat ketimbang antisipasi pasar. "Ini akan menyebabkan kerugian bagi investor obligasi," kata Dutta kepada Bloomberg.
Pergerakan di produk future eurodollar menunjukkan bahwa para investor sudah bereaksi menyambut kenaikan suku bunga. Kontrak eurodollar mengimplikasikan suku bunga acuan the Fed sebesar 1,75% pada akhir 2016, naik dari posisi 1,58% di hari sebelumnya. Produk futures ini juga mengimplikasikan suku bunga The Fed 0,78% pada akhir 2015, naik dari posisi sebelumnya 0,64%.
Dua pejabat The Fed memberi sinyal perubahan kebijakan suku bunga semakin dekat. Wakil Gubernur The Fed Stanley Fischer, pekan lalu, mengatakan bahwa bank sentral siap mengganti kebijakan mempertahankan suku bunga mendekati nol dan menggantinya dengan panduan sesuai dengan kinerja ekonomi. William C. Dudley, Presiden The Fed New York pun mengungkapkan hal serupa.
Chris Rupkey, Kepala Ekonom Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di New York mengatakan bahwa Federal Open Market Committee akan mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada pertemuan 16-17 Desember pekan depan. "Jumlah pekerjaan baru tahun ini mencapai 2,65 juta. Angka penciptaan lapangan kerja tidak pernah setinggi ini sejak tahun 1999," kata Rupkey.
Di sisi lain, inflasi AS yang masih terhitung rendah bisa menahan aksi bank sentral. Ward McCarthy, Kepala Ekonom Jefferies LLC, memprediksikan tingkat inflasi masih akan rendah dalam beberapa waktu mendatang.
Data The Fed menunjukkan, kenaikan harga masih bertahan di level 1,4% dalam 12 bulan hingga Oktober 2014. Tingkat inflasi ini 20 bulan berturut-turut level di bawah target yakni 2%.
Tapi, Rupkey mengatakan, FOMC akan melakukan kesalahan kalau menunggu hingga kenaikan gaji dan kenaikan harga naik cukup kuat. Dia memprediksi, bank sentral akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2015.