Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Satu dekade setelah menjual aplikasi siaran langsung Periscope ke Twitter senilai sekitar US$ 100 juta, Kayvon Beykpour kembali dengan startup baru bernama Macroscope.
Perusahaan rintisan ini baru saja mengantongi pendanaan sebesar US$ 40 juta dari sejumlah investor besar, termasuk GV (sebelumnya Google Ventures), Lightspeed Venture Partners, dan Thrive Capital.
Berbeda dengan Periscope yang menyasar pengguna umum, Macroscope berfokus pada kebutuhan bisnis.
Baca Juga: Review Lengkap Vivo V50 dengan Kamera Periscope Zoom, Foto Jarak Jauh Tetap Tajam
Platform ini dirancang untuk membantu pengembang perangkat lunak mendeteksi masalah pada kode mereka sekaligus memberikan visibilitas kepada manajer tentang kinerja tim engineer.
Beykpour mengaku ide Macroscope lahir dari pengalamannya saat menjabat sebagai kepala produk di Twitter. Ia menilai kurangnya transparansi dalam proses pengembangan perangkat lunak menjadi persoalan utama.
“Banyak pekerjaan penting berjalan, tapi sulit untuk mengetahui sejauh mana progres yang sudah dicapai dan apa yang sedang dikerjakan,” katanya seperti dikutip dari CNBC International, Senin (21/9/2025).
Macroscope terintegrasi dengan repositori kode GitHub milik Microsoft serta perangkat lunak manajemen proyek dari Atlassian dan Linear.
Teknologinya juga terkoneksi dengan model kecerdasan buatan milik Anthropic, Google, dan OpenAI untuk memberikan saran kode alternatif serta menjawab pertanyaan dari pengembang maupun eksekutif produk.
Baca Juga: Replit Melejit! Startup AI Tembus Valuasi US$3 Miliar
Dalam pengujian internal, Macroscope disebut mampu mengidentifikasi bug perangkat lunak lebih akurat dibandingkan produk pesaing seperti GitHub Copilot atau Cursor’s BugBot.
Selain itu, Macroscope juga menyediakan fitur pemantauan aktivitas tim pengembang, fungsi yang menurut Beykpour jarang tersedia di pasar saat ini.
Layanan ini dibanderol US$ 30 per pengembang per bulan, sedikit lebih murah dibandingkan Cursor yang memasang harga US$ 32 per bulan untuk paket tahunan. Beberapa pengguna awal Macroscope antara lain studio film A24, platform pembelajaran daring Class, dan perusahaan kesehatan Seed Health.
Baca Juga: Mengenal 8 Perusahaan Indonesia yang Masuk Forbes Asia 100 to Watch 2025, Siapa Saja?
Macroscope didirikan pada 2023 bersama Joseph Bernstein, rekan Beykpour di Periscope, serta Rob Bishop, pendiri startup kecerdasan buatan Magic Pony yang juga pernah diakuisisi Twitter.
Saat ini Macroscope berbasis di San Francisco dengan tim beranggotakan 17 orang.