Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mungkin adalah orang yang paling menyita perhatian warga Korea Selatan saat ini. Pertemuannya dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di zona demarkasi militer, Jumat (28/4), membawa pengetahuan segar untuk mengenal diktator muda tersebut.
Sejak acara pertemuan tersebut digelar pada Jumat pagi, berbagai media memperlihatkan betapa hangatnya pertemuan Kim dan Moon, seperti dua sahabat yang lama tak bertemu.
Kim, yang mewarisi Korea Utara sejak ayahnya Kim Jong Il meninggal 2011 silam, memang menjadi sosok misterius. Meski usianya muda, diperkirakan sekarang antara 33-35 tahun, Kim dikenal sebagai sosok bengis dengan idenya mengembangkan nuklir dan menutup Korut dari dunia. Dia pun pernah diberitakan tak segan mengeksekusi lawannya, termasuk paman, dan diduga, termasuk saudaranya sendiri.
Tetapi, dalam pertemuan 12 jam itu, Kim menunjukkan sisi yang berbeda. Dia tak jarang melontarkan kelakar, terlihat rendah hati, dan imej yang lebih lunak.
"Saya selama ini hanya melihat dia di media, dengan muka batunya di situs uji coba misil. Tapi, dia tampak ramah dan sopan ketika bertemu Moon," kata Lee Soo-kyung, seorang guru di Seoul, ketika dimintai pendapatnya mengenai Kim.
"Ini karena media Korut menggambarkan Kim seperti makhluk penuh teka-teki, serius, dan tak memiliki rasa humor. Tapi, hari ini, yang kita lihat berbeda. Dia seperti manusia pada umumnya," kata Lim Jae-cheon, seorang profesor yang mempelajari Korea Utara di Universitas Seoul.
Dengan pertemuan hangat itu, kedua pihak, Utara dan Selatan membuat tujuan baru, untuk mencapai denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.
Kim yang terlihat banyak tersenyum dan tertawa, bahkan membuat lelucon mengenai uji misilnya. Dia bilang, setiap kali uji misil di pagi hari, pasti cara itu pun bisa membangunkan Moon. Dia berjanji, tidak akan melakukan hal itu lagi.
Kim juga memuji infrastruktur Korsel dan kagum dengan kereta ekspresnya. Menurutnya, jika warga Korsel mencoba transportasi di Korut, pastilah tidak nyaman.
"Jika kalian, yang selama ini telah hidup dengan lingkungan seperti ini, datang berkunjung, kami akan malu. Kami akan menyiapkan diri dengan akomodasi yang lebih baik ketika kalian datang," katanya.
Di ujung pertemuan, Kim yang berdiri di samping Moon, menggelar konferensi pers pertamanya. Dia berjanji akan mengupayakan perdamaian. Dia juga berterima kasih pada seluruh warga Korea dan jurnalis global yang tertarik dengan pertemuan kedua pihak ini.
Pertemuan ini disebut sebagai panggung awal sebelum Kim bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Keduanya telah berselisih, bukan hanya sebagai pimpinan negara tapi juga personal. Trump pernah mengolok Kim sebagai "manusia roket mini", dan Kim pun pernah menyebut Trump sebagai "pria tua pikun".