kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

3 Kasus corona terdeteksi, China lockdown kota perbatasan dengan Myanmar


Selasa, 15 September 2020 / 17:07 WIB
3 Kasus corona terdeteksi, China lockdown kota perbatasan dengan Myanmar
ILUSTRASI. Pekerja pengiriman yang mengenakan masker mengendarai skuter di depan distrik keuangan Lujiazui di Shanghai, setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), China, 10 Juli 2020.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengunci sebuah kota di perbatasan dengan Myanmar, dan akan meluncurkan program pengujian virus corona secara massal, setelah tiga infeksi terdeteksi di daerah itu.

Ketiga kasus tersebut ditemukan di Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China Barat, yang merupakan titik penyeberangan perbatasan darat utama dengan negara tetangga, Myanmar.

Pejabat Kota Ruili mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (15/9), penduduk diperintahkan untuk tinggal di rumah dan dilarang memasuki atau meninggalkan kota mulai Senin (14/9) malam.

Setiap penduduk Ruili, kota dengan populasi lebih dari 210.000 orang, akan menjalani tes virus corona. Semua bisnis ditutup kecuali supermarket, apotek, dan pasar yang menjual bahan makanan.

"Infeksi itu dibawa dari Myanmar dan otoritas China akan menindak imigran ilegal," kata pejabat Ruili seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: China: Vaksin virus corona bisa siap untuk masyarakat umum pada November

Ruili dipisahkan oleh sungai dangkal dengan Kota Muse, pintu gerbang utama Myanmar ke China, yang terkenal dengan jalan-jalan kotor, senjata, kasino, dan obat-obatan.

Yang Bianqiang, Wakil Walikota Ruili, mengatakan pada konferensi pers Senin (14/9), kotanya akan memulangkan mereka yang tidak bisa memverifikasi waktu kedatangan ke China. 

"Tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak memiliki tempat tetap untuk bekerja," tegasnya seperti dilansir Channel News Asia.

Myanmar adalah bagian penting dari Belt and Road Initiative China, visi Presiden Xi Jinping, senilai US$ 1 triliun untuk proyek maritim, keretaapi, dan jalan raya di seluruh Asia, Afrika, dan Eropa.

Megaproyek tersebut termasuk usulan jalur keretaapi berkecepatan tinggi dengan nilai US$ 8,9 miliar yang membentang dari Yunnan ke Pantai Barat Myanmar.

Selanjutnya: Ahli virologi China klaim punya bukti virus Covid-19 dibuat di laboratorium Wuhan



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×