ILUSTRASI. Diskusi tentang de-dolarisasi telah mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir. KONTAN/Carolus Agus Waluyo
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
2. CIPS Tiongkok tumbuh pesat
Sistem Pembayaran Antarbank Lintas Batas China, atau CIPS, adalah sistem alternatif yang memproses pembayaran dalam yuan China.
Diluncurkan pada tahun 2015, CIPS memiliki sekitar 2.000 peserta hingga Juli, dibandingkan dengan 11.000 untuk SWIFT.
"CIPS telah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir," tulis para peneliti Brookings.
Pada tahun 2023, CIPS memproses lebih dari 6,6 juta transaksi, dengan total 123 triliun yuan Tiongkok, atau US$ 17,3 triliun — naik hampir 30% dari nilai tahun lalu, menurut bank sentral China.
3. UPI India sudah digunakan secara luas
India — sekarang menjadi bagian perdagangan utama Rusia — juga memiliki sistemnya sendiri.
Unified Payments Interface, atau UPI, negara itu dikembangkan pada tahun 2016 dan digunakan secara luas di India saat ini, bahkan di antara konsumen sehari-hari.
Sistem pembayaran telah menjadi begitu besar sehingga tidak hanya terbatas di India. National Payments Corporation of India, yang mengelola platform tersebut, telah bermitra dengan lembaga keuangan di negara lain, termasuk Prancis, Uni Emirat Arab, dan Singapura.
Menurut Evan Freidin, analis hubungan internasional, untuk Lowy Institute, lembaga pemikir Australia, jika jejak UPI meluas ke lebih banyak negara, itu bisa menjadi cara untuk melewati sistem perbankan SWIFT.
"Sangat penting bahwa UPI juga dapat digunakan untuk melewati sistem perbankan SWIFT, memungkinkan pembayaran dengan negara-negara yang dikenai sanksi seperti Rusia, sehingga melemahkan hegemoni keuangan AS," tulis Freidin pada bulan Juli.
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie