Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lebih dari 40% Generasi Z dan Milenial di Australia mengaku menyesal karena tidak berinvestasi di cryptocurrency satu dekade lalu.
Temuan ini berasal dari survei terbaru yang dilakukan oleh Swyftx, broker kripto asal Australia, bekerja sama dengan YouGov, yang menilai aset digital sebagai salah satu peluang investasi terbesar yang terlewat dalam 10 tahun terakhir.
Setengah Generasi Muda Akui “Ketinggalan Kereta Kripto”
Survei yang melibatkan 3.009 responden tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah dari kelompok usia di bawah 35 tahun menyesal tidak membeli Bitcoin atau aset digital lainnya lebih awal.
Selain kripto, penyesalan terbesar berikutnya adalah tidak membeli properti dan tidak berinvestasi di saham perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Amazon.
Baca Juga: Jika Komputer Kuantum Berhasil Memecahkan Bitcoin, Akankah Dunia Kripto Runtuh?
Swyftx menilai rasa penyesalan ini berkaitan dengan fenomena FOMO (fear of missing out), terutama setelah berbagai institusi besar—mulai dari korporasi, lembaga dana pensiun AS, hingga pemerintah negara tertentu—mulai melakukan pembelian terstruktur terhadap Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH).
Sebagai perbandingan, pada 2015, harga Bitcoin masih berada di kisaran US$172–US$465 di akhir pasar bearish. Kini, Bitcoin telah melonjak lebih dari 23.000%, dan pada Kamis lalu diperdagangkan sekitar US$107.505.
Kripto Dipandang Sebagai Solusi Krisis Properti
Menurut juru bicara Swyftx kepada Cointelegraph, banyak anak muda Australia kini merasa terkunci dari pasar properti akibat harga rumah yang sangat mahal. Mereka menilai investasi kripto bisa menjadi jalan alternatif untuk memiliki rumah sendiri di masa depan.
Australia saat ini menempati posisi keenam negara dengan harga properti termahal di dunia, di bawah Swiss, Korea Selatan, Luksemburg, Austria, dan Norwegia, menurut Australian Property Investor Magazine.
“Ketidakmampuan membeli rumah dalam skala ini adalah masalah yang tidak dialami generasi sebelumnya. Kripto dipandang sebagai peluang untuk melangkah lebih maju,” ujar juru bicara Swyftx.
Baca Juga: BlackRock Tambah 1.884 Bitcoin Senilai Rp3,2 Triliun di Tengah Tekanan Harga Kripto
Selain itu, banyak investor muda disebut lebih menyukai aset dengan potensi imbal hasil tinggi (high beta assets) dan sudah cukup memahami karakteristik pasar kripto.
80% Orang Australia di Bawah 50 Tahun Menyesal Pilihan Investasi Mereka
Secara keseluruhan, 80% warga Australia berusia di bawah 50 tahun menyatakan menyesal atas keputusan investasi yang mereka ambil selama dekade terakhir.
Data Swyftx juga menunjukkan adanya penurunan jarak antara minat investasi saham dan kripto di kalangan investor muda. Sejak 2022, kesenjangan antara mereka yang berencana membeli saham dan mereka yang tertarik pada kripto telah menyusut hingga setengahnya.
CEO Swyftx, Jason Titman, mengatakan bahwa tren ini menunjukkan dalam dua tahun ke depan, investor muda di Australia akan sama mungkin untuk membeli Bitcoin seperti halnya saham tradisional—asalkan pemerintah segera menerapkan kerangka regulasi yang jelas.
“Regulasi di Australia dan negara lain akan menjadi kunci untuk memicu big bang of investment,” kata juru bicara Swyftx.
“Kami sudah melihat efek positif dari kepastian regulasi di AS, di mana bank besar seperti Morgan Stanley mulai memasuki pasar kripto,” tambahnya.
Baca Juga: Solana Terancam Koreksi Tajam, Analis Prediksi Harga Bisa Anjlok ke US$105
Pada Maret lalu, pemerintah Australia yang dipimpin Partai Buruh (Labor Party) telah mengusulkan kerangka regulasi baru untuk mengatur bursa kripto di bawah aturan layanan keuangan yang sudah ada.
Gen Z Gunakan Kripto untuk Menambah Penghasilan
Menariknya, kelompok Generasi Z (lahir 1996–2010) juga melaporkan bahwa mereka menggunakan aset kripto untuk menambah penghasilan. Dari total investor Gen Z, 82% di antaranya mencatat keuntungan, dengan rata-rata profit mencapai US$9.958.
Secara keseluruhan, 78% pengguna kripto di Australia berhasil meraih keuntungan dari aktivitas perdagangan selama setahun terakhir, didorong oleh reli besar yang membawa pasar kripto ke rekor tertinggi baru.
“Klien kami dari kalangan Gen Z memiliki horizon investasi yang lebih panjang, dan mereka tidak terlalu khawatir terhadap volatilitas tahunan Bitcoin maupun aset kripto lainnya,” tambah perwakilan Swyftx.