Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa manajer aset global BlackRock kembali memperkuat posisinya di pasar kripto dengan membeli 1.884 Bitcoin (BTC) pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Transaksi senilai sekitar US$200 juta (sekitar Rp3,2 triliun) ini meningkatkan total kepemilikan Bitcoin perusahaan menjadi 803.200 BTC, dengan nilai pasar mencapai sekitar US$86,5 miliar, menurut data dari Thomas Fahrer, salah satu pendiri pelacak ETF HeyApollo.
BlackRock Tambah Kepemilikan Saat Harga BTC Tertekan
Langkah akumulasi BlackRock ini menarik perhatian karena dilakukan di tengah tekanan jual yang menimpa pasar kripto global. Harga Bitcoin sempat anjlok hampir 3% ke titik terendah harian di US$107.552, menghapus seluruh keuntungan yang diperoleh pada akhir pekan sebelumnya.
Baca Juga: Laba Kuartal III-2025 BlackRock Naik, Aset Kelolaan Tembus Rekor US$13,46 Triliun
Penurunan ini terjadi seiring koreksi di pasar kripto secara keseluruhan, di mana total kapitalisasi pasar merosot lebih dari 2% menjadi US$3,67 triliun.
Menariknya, pembelian besar BlackRock datang sehari setelah outflow dari ETF Bitcoin spot AS, termasuk penebusan senilai US$101 juta dari ETF milik BlackRock sendiri. Setelah sempat pulih ke atas US$113.000 pada malam hari, harga Bitcoin kembali kehilangan momentum.
Pada saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$107.890, turun 0,14% dalam 24 jam terakhir dan melemah lebih dari 4% secara mingguan.
Mengapa Harga Bitcoin Terus Tertekan?
Menurut analis pasar Ted Pillows, siklus kripto saat ini menjadi “hampir mustahil dibaca” karena kombinasi faktor kontroversi perdagangan orang dalam dan ketegangan makroekonomi global.
Namun, tekanan harga Bitcoin juga kemungkinan dipicu oleh aktivitas investor besar (whales). Salah satu kasus menonjol adalah “whale HyperUnit” yang mengelola portofolio senilai US$10 miliar.
Investor ini sebelumnya meraup keuntungan US$200 juta dengan men-short pasar saat “China tariff crash” awal bulan ini. Kini, ia kembali menempatkan posisi short senilai US$234 juta terhadap Bitcoin, dengan harga likuidasi di US$123.000.
Baca Juga: BlackRock Tambah Aset Kripto Rp360 Triliun dalam Tiga Bulan, Ethereum Jadi Primadona
Langkah ini menunjukkan bahwa pelaku besar pasar masih bertaruh terhadap potensi rebound jangka pendek Bitcoin, meskipun sentimen jangka panjang terhadap aset digital ini tetap positif.
Sinyal Campuran di Tengah Arus Dana Institusional
Pembelian lanjutan dari BlackRock memperlihatkan bahwa minat institusional terhadap Bitcoin tetap kuat, meski volatilitas meningkat. Dengan kepemilikan lebih dari 800 ribu BTC, BlackRock kini menjadi salah satu entitas terbesar di dunia yang menguasai “emas digital” tersebut.
Namun, pasar tampaknya masih dihadapkan pada ketidakpastian arah jangka pendek, dipengaruhi oleh aktivitas whale, aksi ambil untung ETF, dan sentimen global yang bergejolak.
Bagi investor ritel, langkah BlackRock bisa menjadi sinyal optimisme jangka panjang—namun volatilitas tinggi tetap menuntut kehati-hatian dalam mengambil posisi di tengah dinamika pasar kripto yang masih sulit ditebak.