Sumber: businessinsider.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menghadapi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang pada tahun 2024, perhatian utama para investor dan pelaku pasar adalah bagaimana hasil pemilihan ini akan mempengaruhi pasar saham.
Pemilihan presiden bukan hanya peristiwa politik, melainkan juga merupakan momen krusial yang dapat membawa dampak signifikan terhadap kebijakan ekonomi dan regulasi yang akhirnya memengaruhi kinerja pasar saham.
UBS, sebuah perusahaan keuangan global, telah melakukan analisis skenario pasar untuk beberapa kemungkinan hasil pemilihan ini.
Baca Juga: Kamala Harris Mengusulkan Kenaikan Pajak Perusahaan Jadi 28%
Kemungkinan Skenario dan Dampaknya pada Pasar Saham
UBS memprediksi empat skenario utama berdasarkan hasil pemilihan presiden AS tahun 2024, dengan masing-masing skenario membawa dampak yang berbeda pada pasar saham. Berikut adalah analisis mendetail dari setiap skenario:
1. Kemenangan Kamala Harris dengan Kongres Terbagi
Menurut UBS, skenario ini memiliki kemungkinan terbesar, yaitu sebesar 40%. Jika Kamala Harris memenangkan kursi kepresidenan, tetapi Kongres tetap terbagi, dampaknya pada pasar saham diperkirakan akan minimal.
Dalam skenario ini, perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi kemungkinan akan mendapatkan dorongan, terutama sebagai penerima manfaat dari Inflation Reduction Act.
Namun, regulasi yang ketat dapat membatasi sektor keuangan, terutama karena Harris kemungkinan besar akan mempertahankan sikap anti-layanan keuangan besar. Dampak negatif lain yang mungkin muncul adalah penurunan perdagangan saham perusahaan bahan bakar fosil akibat regulasi yang lebih ketat.
Di sisi lain, Kongres yang terbagi akan membatasi Harris dalam mendorong legislasi besar, termasuk di sektor industri dan kesehatan, yang dapat meredam dampak lebih lanjut pada pasar.
Baca Juga: Upaya Obama Terus Mendukung Harris dan Mempengaruhi Partai Demokrat
2. Kemenangan Donald Trump dengan Kongres Didominasi Partai Republik
Jika Trump memenangkan pemilihan dan Partai Republik juga menguasai Kongres, UBS melihat kemungkinan ini sebesar 35%. Dalam skenario ini, kebijakan yang diusulkan oleh Trump, seperti peningkatan tarif dan perpanjangan pemotongan pajak korporat tahun 2017, akan lebih mudah diterapkan.
Dampaknya, regulasi akan cenderung longgar, yang dapat mendorong peningkatan aktivitas merger dan akuisisi, serta investasi di sektor bahan bakar fosil.
Skenario ini dipandang UBS sebagai yang paling positif bagi pasar saham dalam jangka pendek, meskipun ada kekhawatiran bahwa tarif yang lebih tinggi dapat memicu inflasi. Kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS juga diharapkan terjadi, yang akan memberikan dampak lebih lanjut pada sektor teknologi, terutama perusahaan perangkat keras dan semikonduktor.
3. Kemenangan Kamala Harris dengan Kongres Didominasi Demokrat
Skenario ini dianggap oleh UBS sebagai yang paling tidak menguntungkan bagi pasar saham, dengan kemungkinan sebesar 15%. Dalam skenario ini, Partai Demokrat akan menguasai baik kursi kepresidenan maupun Kongres, yang diprediksi akan membawa dampak negatif yang signifikan bagi pasar.
Kebijakan pajak dari tahun 2017 kemungkinan besar akan berakhir, dan regulasi akan diperketat, terutama di sektor keuangan dan bahan bakar fosil. Akibatnya, biaya operasional di kedua industri ini akan meningkat.
Selain itu, ada potensi perluasan kekuatan negosiasi harga obat di bawah Inflation Reduction Act (IRA), meskipun penerapannya mungkin akan terbatas oleh resistensi dari negara-negara bagian yang menjadi basis perusahaan biopharma.
Baca Juga: Trump Memposting Berita Palsu Soal Dukungan dari Taylor Swift di Pemilu Presiden AS
4. Kemenangan Donald Trump dengan Kongres Terbagi
Skenario terakhir, yang dianggap paling tidak mungkin dengan peluang sebesar 10%, adalah kembalinya Trump ke Gedung Putih tanpa dukungan penuh dari Kongres Partai Republik. Dalam skenario ini, dampak pada pasar saham diprediksi akan beragam.
Tarif yang lebih tinggi diperkirakan tetap akan membawa tekanan inflasi dan penguatan dolar AS, yang akan sedikit mendorong kenaikan suku bunga. Namun, ketidakpastian seputar inisiatif energi hijau mungkin akan menurunkan investasi di sektor industri.
Sektor bahan bakar fosil dan keuangan dapat memperoleh manfaat dari pengurangan hambatan regulasi, terutama dengan penunjukan kepala regulator baru di Federal Reserve, FDIC, dan Securities and Exchange Commission.