Sumber: New Trader U | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, investor legendaris yang dijuluki Oracle of Omaha, dikenal bukan hanya karena kepiawaiannya memilih saham, tetapi juga kebijaksanaannya dalam mengelola keuangan pribadi. Filosofi Buffett menekankan pentingnya membedakan kebutuhan dan keinginan, serta menghindari pengeluaran yang tidak memberikan nilai jangka panjang.
Menurut Buffett, berikut lima kebiasaan buruk belanja yang sebaiknya dihentikan oleh keluarga kelas menengah agar bisa membangun kekayaan secara berkelanjutan, seperti yang dilansir dari New Trader U:
1. Membeli Mobil untuk Gengsi
Buffett menilai mobil hanyalah alat transportasi dari titik A ke B. Ia sendiri lebih memilih mobil sederhana dan tahan lama ketimbang mobil mewah yang nilainya cepat terdepresiasi. Membeli mobil demi status hanya akan menggerus keuangan, apalagi dengan biaya tambahan seperti asuransi yang lebih tinggi.
2. Menghamburkan Uang untuk Judi dan Lotre
Menurut Buffett, judi dan lotre adalah bentuk “pajak atas ketidaktahuan”. Peluang menang sangat kecil, sementara uang yang dihabiskan bisa jauh lebih bermanfaat bila diinvestasikan secara konsisten, misalnya lewat reksa dana indeks berbiaya rendah.
Baca Juga: Sudah Berusia 95 Tahun, Ini 10 Pelajaran yang Abadi dari Warren Buffett
3. Produk Investasi Berbiaya Tinggi
Buffett sejak lama mengingatkan agar investor menjauhi produk investasi dengan biaya tinggi karena akan menggerus imbal hasil dalam jangka panjang. Ia merekomendasikan reksa dana indeks murah yang terbukti mengalahkan banyak manajer investasi profesional.
4. Barang Mewah untuk Pamer
Meski tajir melintir, Buffett tetap tinggal di rumah sederhana dan tidak memburu barang branded. Menurutnya, harga mahal seringkali hanya soal gengsi, bukan nilai nyata. Uang untuk tas, perhiasan, atau pakaian mewah bisa dialihkan ke aset produktif yang nilainya bertumbuh.
Tonton: Temui Prabowo di Hambalang, Sri Mulyani Dikabarkan Mundur dari Kabinet
5. Belanja dengan Utang Bunga Tinggi
Buffett sangat anti terhadap utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit dengan bunga 18%-20%. Utang konsumtif seperti ini akan membuat keluarga sulit keluar dari lingkaran masalah keuangan. Solusinya: bayar tunai jika mampu, hindari cicilan konsumtif, dan lunasi utang bunga tinggi sebelum mulai berinvestasi.