Penulis: Virdita Ratriani
Luksemburg adalah negara terkaya kedua di dunia. Negara kecil di Eropa ini selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki kastil, pemandangan pedesaan, dan festival budaya maupun gastronomi.
Tapi, negara dengan penduduk sebanyak 600.000 orang ini ternyata memiliki jauh lebih banyak hal yang bisa ditawarkan, baik kepada wisatawan mancanegara maupun warganya.
Luksemburg menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk program perumahan, jaminan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi rakyatnya, yang sejauh ini menikmati standar hidup tertinggi di wilayah Eropa. Hanya, wabah virus corona memaksa banyak bisnis tutup dan pekerja kehilangan pekerjaan.
Statec, layanan statistik pemerintah nasional, memperkirakan, resesi ekonomi akan berlangsung sesingkat mungkin. Dan, pada 2021, PDB Luksemburg akan pulih sebesar 7% dari -6% tahun ini.
Baca Juga: Strategi Vladimir Putin cegah penyebaran corona berhasil, ini resepnya
3. Singapura
Singapura menjadi surga fiskal dan dividen bebas pajak bagi sejumlah perusahaan kelas dunia. Sejumlah orang terkaya di dunia pun lebih memilih untuk hidup negeri kecil tersebut.
Sebut saja, Zhang Yong, salah satu orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih US$ 16 miliar yang memilih tinggal di Singapura. Selain itu, ada juga salah satu pendiri Facebook, Eduardo Saverin dengan perkiraan kekayaan bersih US$ 14 miliar yang juga memilih tinggal di Singapura.
Tapi bagaimana Singapura bisa begitu makmur?
Ketika negara kota itu merdeka pada 1965, setengah dari populasinya buta huruf. Dengan hampir tidak ada sumber daya alam, Singapura berhasil bangkit melalui kerja keras dan kebijakan cerdas, menjadi salah satu tempat paling ramah bisnis di dunia.
Saat ini, Singapura adalah pusat perdagangan, manufaktur, dan keuangan yang berkembang pesat. Bahkan, yang terpenting 97% dari populasi orang dewasa sekarang melek huruf.
Namun, bukan berarti Singapura telah kebal dari efek pandemi global. Pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi Singapura anjlok 41%, membuat negara tersebut terperosok dalam resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Baca Juga: PDB Singapura menyusut 7% di kuartal ketiga, lebih dari perkiraan