Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kendati demikian, tim pelacak virus tetap berusaha keras untuk mengetahui sumber penyebaran virus corona di rumah sakit tersebut. Hasil penyelidikannya diketahui, pasien B telah melakukan kontak fisik dengan pria yang mengidap stroke dan para anak laki-lakinya dalam sebuah pesta pada 29 Maret silam. Di antara tamu yang hadir, tidak satu pun dinyatakan positif virus corona.
Karena penularan virus biasanya terjadi sebab adanya kontak dekat, maka tim pelacak pun menguji pacar dari pria yang mengidap stroke. Hasilnya, pacar pria itu juga telah terinfeksi virus corona dan juga putrinya yang tinggal bersamanya. Pria itu telah mengunjungi mereka pada 26 Maret lalu.
Baca Juga: Waspada! Kasus virus corona dunia mendekati angka 13 juta
Sementara, ibu dan putrinya tidak memiliki riwayat perjalanan dan kontak fisik lain dengan orang yang mengarah pada kasus Covid-19. Pada 9 April, tim pelacak akhirnya memanggil semua orang yang tinggal di menara apartemen yang sama dengan ibu dan putrinya itu, untuk mengetahui siapa penderita awal virus tersebut. Pada tes tersebut, tim pelacak akhirnya mendapatkan sumber orang pertama yang menyebarkan virus corona.
Ditemukan fakta bahwa belum lama dari momen itu, ada seorang wanita (inisial AO) yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) dan dia tinggal di satu lantai di atas ibu dan putrinya itu tinggal. Sebuah pemeriksaan cepat kemudian mengungkapkan bahwa AO dalam keadaan sehat dan telah menerapkan protokol kesehatan, tapi hasil pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa AO memiliki antibodi Covid-19.
Baca Juga: China mulai tarik pajak dari warganya yang punya penghasilan di luar negeri
Tiga wanita itu kemudian menjalani serangkaian pemeriksaan, dan hasilnya mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kontak langsung satu sama lain. Sehingga, menyisakan satu kemungkinan sumber penularan, yaitu lift yang ada di apartemen mereka yang digunakan oleh semua orang, termasuk wanita asimptomatik Covid-19 (AO) yang baru kembali dari AS itu.