Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sebuah jajak pendapat independen yang dirilis pada hari Senin (1/3/2021) menunjukkan, hampir dua pertiga warga Rusia percaya bahwa virus corona baru diciptakan secara artifisial sebagai senjata biologis. Tidak hanya itu, riset yang sama juga menunjukkan, warga Rusia dengan jumlah yang hampir sama, tidak bersedia menerima vaksin Sputnik V Rusia.
Melansir Reuters, Levada Center mengatakan jajak pendapat yang dilakukan bulan lalu menunjukkan bahwa 62% orang tidak ingin mendapatkan vaksin yang diproduksi di dalam negeri Rusia, dan tingkat keengganan tertinggi teridentifikasi di antara anak berusia 18 hingga 24 tahun.
Sebagian besar responden menyebutkan efek samping - termasuk demam dan kelelahan - sebagai alasan utama tidak ingin divaksinasi.
Jajak pendapat tersebut, yang mengambil sampel 1.601 orang di 50 wilayah, juga menemukan bahwa 64% orang mengira virus corona baru diciptakan sebagai senjata biologis.
Baca Juga: Kasus Alexei Navalny, AS jatuhkan sanksi terhadap Rusia
Asal usul Covid-19 sangat dipolitisasi, tetapi sebagian besar ahli virologi dan ahli penyakit menular mengatakan kemungkinan besar virus tersebut berevolusi secara alami.
Misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China mengatakan bulan lalu bahwa mereka tidak melihat apakah virus itu lolos dari laboratorium di Wuhan. Mereka bahkan menganggap hal tersebut sebagai hal yang sangat tidak mungkin.
Mengutip Reuters, misi tersebut mengatakan hipotesis utamanya adalah bahwa virus itu berasal dari kelelawar, meskipun ada beberapa kemungkinan skenario bagaimana virus itu menular ke manusia. Kemungkinan pertama yakni dengan menginfeksi spesies hewan lain.
Baca Juga: Indonesia masuk 10 besar negara dengan kasus mingguan virus corona tertinggi di dunia
Hasil jajak pendapat tersebut menemukan, keyakinan bahwa virus diciptakan sebagai senjata biologis dominan di Rusia pada warga berusia 40-54 tahun, di mana ada 71% dari mereka yang berpandangan demikian. Hanya 23% yang mengira virus itu muncul secara alami.
Rusia, yang telah mencatat hampir 4,3 juta kasus virus corona sejak dimulainya pandemi, telah menyetujui tiga vaksin untuk melawan Covid-19.
Negara berpenduduk sekitar 145 juta orang itu meluncurkan kampanye vaksinasi massal dengan Sputnik V pada bulan Desember 2020. Pada 10 Februari, Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan bahwa lebih dari dua juta orang Rusia telah divaksinasi dengan setidaknya dosis pertama Sputnik V.