kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

90% Minyak Mentah Rusia Mengalir ke Asia, Negara Mana Saja?


Rabu, 14 Desember 2022 / 05:39 WIB
90% Minyak Mentah Rusia Mengalir ke Asia, Negara Mana Saja?
ILUSTRASI. Asia mendapatkan bagian terbesar dari aliran minyak mentah Rusia yang dialihkan. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Dengan diberlakukannya embargo baru, secara dramatis terjadi penurunan impor minyak Rusia oleh negara-negara Eropa. Sebaliknya, Asia mendapatkan bagian terbesar dari aliran minyak mentah Rusia yang dialihkan.

Melansir Business Insider, negara-negara Eropa mengambil sekitar setengah dari pasokan minyak mentah Rusia sebelum perang di Ukraina dimulai. Akan tetapi itu semua dihentikan, kecuali sejumlah kecil impor ke Bulgaria. 

Menurut data Bloomberg, Rusia kemudian mengalihkan sebagian besar minyak mentah itu ke Asia, di mana 89% dari semua pengiriman Rusia — sekitar 3 juta barel per hari — menuju ke Asia dalam pekan yang berakhir 9 Desember.

Lebih dari separuh minyak mentah sudah dimuat dari pelabuhan Rusia menuju Terusan Suez dengan kapal yang tidak ditandai dengan tujuan akhir. Masih belum jelas apakah minyak ini telah dijual, atau apakah kapal tanker dikirim dengan harapan mereka akan mengamankan pembeli sebelum kedatangan.

China, India, dan Turki telah melihat peningkatan besar dalam impor minyak mentah Rusia tahun ini, dan ketiga negara tersebut telah muncul sebagai pembeli terbesar di tengah sanksi UE terbaru. 

Volume minyak yang menuju ke tiga negara tersebut, selain minyak yang ditandai tanpa tujuan akhir, naik dalam empat minggu menjelang 9 Desember menjadi rata-rata 2,73 juta barel per hari. 

Baca Juga: Ada Ancaman Resesi Global dan Pengetatan Suplai, Simak Prospek Harga Minyak Berikut

Menurut Bloomberg, itu lebih dari empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan empat minggu sebelum perang di Ukraina dimulai.

Embargo Uni Eropa pada 5 Desember atas minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut dengan cepat berdampak pada aliran minyak Rusia, karena secara efektif menghilangkan salah satu pelanggan energi terbesar dan paling bergantung di Moskow. 

Kondisi ini telah berlaku sehubungan dengan batas harga US$ 60 per barel pada minyak mentah Rusia. Moskow memperingatkan akan membalas kebijakan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut batas harga itu "bodoh," dan mengatakan Rusia sedang mempertimbangkan untuk memangkas produksi minyaknya sebagai tanggapan. Dia juga mengatakan bahwa batasan harga tidak akan berdampak finansial pada Moskow.

Baca Juga: Posisi Dollar AS Terancam, China Bakal Beli Minyak dan Gas dalam Yuan

Rusia tawarkan bantuan ke India

Mengutip Yahoo News, Moskow telah menawarkan diri untuk membantu India mendapatkan kapal tanker minyak besar demi mengatasi batasan harga yang didukung G7 pada minyak mentah Rusia. Rusia memang tengah memburu pembeli untuk menggantikan pasar Eropa.

Di bawah aturan batas harga, G7 dan sekutunya tidak akan mengizinkan kapal yang membawa minyak Rusia mengakses layanan asuransi dan pengiriman mereka kecuali mereka menjual minyak mentah pada atau di bawah tingkat yang ditetapkan. 

Hal itu mempersulit pengirim untuk mengangkut minyak mentah ke seluruh dunia.

Pada pertemuan Jumat, wakil perdana menteri Rusia, Alexander Novak, menyambut baik keputusan India untuk tidak mengikuti batasan harga dan mengajukan tawaran bantuannya kepada Pavan Kapoor, duta besar negara Asia untuk Moskow.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melonjak US$ 2 Per Barel, Risiko Pasokan jadi Penopang Utama

"Agar tidak bergantung pada larangan layanan asuransi dan penyewaan kapal tanker di Uni Eropa dan Inggris, Wakil Perdana Menteri menawarkan kerja sama kepada India untuk menyewa dan membangun kapal berkapasitas besar," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

India, sekarang menjadi pembeli utama minyak Rusia setelah mendapatkan diskon besar-besaran, telah menolak upaya AS untuk bergabung dengan Uni Eropa dan Inggris dalam batasan harga yang diperkenalkan Senin lalu.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×