Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Produksi daging babi China turun dalam tujuh kuartal berturut-turut pada periode April-Juni. Penurunan produksi terjadi karena produsen babi terbesar dunia itu terus terhuyung dari efek flu babi Afrika yang mematikan dan memusnahkan peternakan babi di China.
Menurut perhitungan Reuters, produksi daging babi pada kuartal II-2020 turun 4,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 9,6 juta ton. Nah, berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan, ada penurunan produksi hingga 19,1% untuk enam bulan pertama tahun ini.
Meskipun begitu, ini merupakan perlambatan penurunan dari penurunan yang capai hampir sepertiga pada produksi di kuartal IV-2019. Hal ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk membangun kembali peternakan babi yang dihantam flu babi Afrika pada akhir 2018.
Baca Juga: Impor daging China melonjak 73,5% di semester I-2020, flu babi Afrika jadi katalis
Bahkan, beberapa analis percaya, jumlah kawanan di China menyusut sebanyak 60% karena flu babi Afrika ini.
Dari datanya, Biro Statistik Nasional menyebut, di semester I-2020, China menyembelih 251,03 juta babi. Jumlah ini turun penurunan 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah kawanan babi juga turun 2,2% secara yoy menjadi 339,96 juta ekor pada akhir Juni. Tetapi jumlah ini masih naik dari posisi di Maret 2020 yang hanya 321,2 juta.
Sementara itu, analis Rabobank memperkirakan, output daging babi China akan turun 20% tahun ini, setelah tergelincir ke level terendah selama 16 tahun ke 42,6 juta ton pada 2019.
Walau produksi daging babi kembali turun, namun output dapat pulih dengan jumlah kawanan babi yang tumbuh.